Foto: Direktur Pencegahan Densus 88 Antiteror Polri Tubagus Ami Prindani mengatakan saat ini ditemukan sejumlah aparatur negara yang terpapar radikalisme saat berdinas. Untuk itu Ami menegaskan akan lebih bagus jika paham berbahaya tersebut dicegah sedari proses rekrutmen. (Audrey/detikcom)
Foto: Ami menuturkan sejak tahun lalu Densus 88 Antiteror memiliki alat asesemen radikal bernama Asesmen Moderasi Indonesia. Alat itu, kata Ami, dilengkapi komponen-komponen pendeteksi radikalisme dan terorisme. (Audrey/detikcom)
Foto: Ami menyampaikan ancaman radikalisme dan terorisme pada anggota Polri menjadi perhatian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Karena itu, Densus 88 membuat alat Asesmen Moderasi Indonesia yang telah diuji berulang kali akurasinya. (Audrey/detikcom)
Foto: Sementara itu Karo Dalpers SSDM Polri Brigjen Nurworo Danang, menjelaskan pada proses seleksi akhir, catar diminta mengisi kuisioner. Nilai kuisoner akan menentukan catar tersebut terdeteksi terpapar radikalisme-intoleran, atau tidak. (Audrey/detikcom)