Potret Sesaknya Permukiman Kolong Jembatan Tol Angke Jakbar

Foto: Permukiman di bawah kolong Tol Angke, Jakbar. Tampak rumah-rumah dibangun dengan beratapkan beton jalan tol.
Kondisi di permukiman bagian tengah dari kolong Tol Angke tersebut cukup gelap meski hari sudah siang.
Terdapat cukup banyak keluarga yang tinggal di bawah kolong jembatan itu. Saat memasuki kawasan tersebut, di kolong tol sebelah kanan maupun kiri terdapat tempat tinggal warga.
Ketinggian tempat itu hanya sekitar 150 cm saja. Hal yang pertama kali dirasakan adalah udara yang pengap dan panas karena kurangnya sirkulasi udara.
Untuk masuk ke dalamnya kolong tol, orang harus menunduk bahkan jongkok. Tempat tersebut juga minim pencahayaan.
Terlihat seseorang membawa kipas angin masuk ke kolong tol. Kipas menjadi barang yang cukup penting sebagai sarana sirkulasi udara.
Rumah-rumah di lokasi tersebut memiliki ukuran sekitar 2x3 meter. Tampak ada rumah yang dijadikan warung yang menjual minuman kemasan (Brigitta B/detikcom)
Ada juga yang membuka usaha warung makan sederhana. Tampak seorang ibu-ibu sedang memasak di rumahnya yang berada di kolong Tol Angke (Brigitta B/detikcom)
Di permukiman kolong tol tersebut juga ada sekolah yang dinamai Sekolah Pondok Domba. Sekolah buka Senin hingga Jumat. Pada Sabtu (17/6/2023) hari ini, terpantau sekolah libur.
Seorang warga menyebut ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang tinggal di bawah kolong Tol Angke tersebut. Rumah-rumah warga di sini dialiri listrik. Untuk kebutuhan air minum, warga membeli air ledeng. 
Foto: Permukiman di bawah kolong Tol Angke, Jakbar. Tampak rumah-rumah dibangun dengan beratapkan beton jalan tol.
Kondisi di permukiman bagian tengah dari kolong Tol Angke tersebut cukup gelap meski hari sudah siang.
Terdapat cukup banyak keluarga yang tinggal di bawah kolong jembatan itu. Saat memasuki kawasan tersebut, di kolong tol sebelah kanan maupun kiri terdapat tempat tinggal warga.
Ketinggian tempat itu hanya sekitar 150 cm saja. Hal yang pertama kali dirasakan adalah udara yang pengap dan panas karena kurangnya sirkulasi udara.
Untuk masuk ke dalamnya kolong tol, orang harus menunduk bahkan jongkok. Tempat tersebut juga minim pencahayaan.
Terlihat seseorang membawa kipas angin masuk ke kolong tol. Kipas menjadi barang yang cukup penting sebagai sarana sirkulasi udara.
Rumah-rumah di lokasi tersebut memiliki ukuran sekitar 2x3 meter. Tampak ada rumah yang dijadikan warung yang menjual minuman kemasan (Brigitta B/detikcom)
Ada juga yang membuka usaha warung makan sederhana. Tampak seorang ibu-ibu sedang memasak di rumahnya yang berada di kolong Tol Angke (Brigitta B/detikcom)
Di permukiman kolong tol tersebut juga ada sekolah yang dinamai Sekolah Pondok Domba. Sekolah buka Senin hingga Jumat. Pada Sabtu (17/6/2023) hari ini, terpantau sekolah libur.
Seorang warga menyebut ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang tinggal di bawah kolong Tol Angke tersebut. Rumah-rumah warga di sini dialiri listrik. Untuk kebutuhan air minum, warga membeli air ledeng.