Sekolah Jadi Pengungsian, Siswa Filipina Belajar di Lorong-Halaman

Seorang pengungsi melihat keluar dari kamarnya saat siswa mengadakan kelas di sepanjang lorong, karena sekolah diubah menjadi pusat evakuasi sementara, di kota Malilipot, provinsi Albay, timur laut Filipina, Kamis (15/6/2023).  

Ribuan warga telah meninggalkan sebagian besar komunitasnya dalam radius 6 kilometer (3,7 mil) dari kawah Mayon. Mereka dievakuasi paksa sejak aktivitas vulkanik melonjak minggu lalu.

Siswa yang sekolahnya digunakan sebagai lokasi pengungsian sementara terpaksa menggelar belajar mengajar di lorong.  

Tidak hanya di lorong, belajar mengajar juga berlangsung di halaman sekolah, di bawah pohon.  

Mayon, sekitar 330 kilometer (205 mil) tenggara Ibu kota Manila, dianggap sebagai salah satu dari 24 gunung berapi aktif negara itu yang paling bergejolak.  

Seorang pengungsi melihat keluar dari kamarnya saat siswa mengadakan kelas di sepanjang lorong, karena sekolah diubah menjadi pusat evakuasi sementara, di kota Malilipot, provinsi Albay, timur laut Filipina, Kamis (15/6/2023).  
Ribuan warga telah meninggalkan sebagian besar komunitasnya dalam radius 6 kilometer (3,7 mil) dari kawah Mayon. Mereka dievakuasi paksa sejak aktivitas vulkanik melonjak minggu lalu.
Siswa yang sekolahnya digunakan sebagai lokasi pengungsian sementara terpaksa menggelar belajar mengajar di lorong.  
Tidak hanya di lorong, belajar mengajar juga berlangsung di halaman sekolah, di bawah pohon.  
Mayon, sekitar 330 kilometer (205 mil) tenggara Ibu kota Manila, dianggap sebagai salah satu dari 24 gunung berapi aktif negara itu yang paling bergejolak.