Dilansir AFP, Minggu (16/4/2023), pertempuran itu terjadi antara tentara Sudan dengan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Ledakan dan tembakan terjadi di jalan-jalan.
Paramiliter sendiri mengklaim telah menguasai istana kepresidenan, bandara Khartoum, dan fasilitas vital lainnya. Tentara membantah klaim tersebut. Angkatan udara Sudan mendesak orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah karena mereka hendak melanjutkan serangan udara terhadap pangkalan RSF.
Jet tempur berterbangan di langit-langit Sudan. Jendela-jendela dan gedung-gedung apartemen berguncang karena pertempuran itu.
Serikat dokter mengatakan sedikitnya 27 orang tewas termasuk dua orang di bandara Khartoum dan sisanya di bagian lain Sudan. Sekitar 170 lainnya terluka dalam bentrokan itu.
Ledakan aksi kekerasan terjadi dalam minggu-minggu ini seiring dengan perselisihan antara pemimpin militer Abdel Fattah al-Burhan dan orang nomor dua, komandan RSF, Hamdan Daglo. Diketahui Daglo berencana mengintegrasikan tentara RSF ke dalam tentara reguler. Pihak tentara Sudah mengklaim mereka telah melancarkan serangan udara dan "menghancurkan" dua pangkalan RSF di Khartoum.