Mural Kusam yang Bikin Tembok Jakarta Kumuh

Beberapa tahun lalu Jakarta berhias untuk menyambut berbagai event penting, seperti sebagai tuan rumah Asean Games hingga KTT G20. Ibu Kota juga disibukkan mempercantik diri, selain kolong tol tembok-tembok di Jalan Lebak Bulus III Jakarta Selatan ini juga ikut berhias dengan mural-mural Asean Games.

Usai sibuk dengan Asean Games, setahun berikutnya Jakarta juga turut menyambut Pemilu 2019. Tensi pemilihan yang cukup panas membuat Pemilu kali ini diramaikan dengan tagline Pemilih Berdaulat Negara Kuat.

 

Menuju tahun 2024 yang menjadi tahun Pemilu goresan mural Pemilu 2019 juga masih ada yang bertahan hingga kini. Warna-warni Pemilu 2019 yang mulai luntur dibalut dengan debu polusi Jakarta masih juga belum dihapus. Kesan kumuh semakin terlihat.

 

Memasuki pandemi, tepat setahun berikutnya Jakarta menjadi saksi sibuknya Pemerintah mengedukasi warganya untuk mentaati protokol kesehatan, mural kembali menjadi salah satu alat Pemerintah dalam mengkampanyekan protokol kesehatan.

 

Tak hanya di jalanan protokol. Gang-gang sempit di permukiman padat penduduk juga tak ketinggalan. Bak kedatangan tamu penting, Jakarta terus berdandan menyambut beragam agenda penting mulai dari Asean Games 2018, Pemilu 2019, Jakarta Hajatan, U20 Indonesia dan berbagai kegiatan lainnya. Kebijakan merias kota ini diimplementasikan dengan mengecat tembok-tembok kosong layaknya galeri seni.
Namun sayang, rupanya kini tak terawat, terkesan kumuh dan kusam. Mural-mural tersebut lantas menjamur di berbagai penjuru Jakarta, tembok-tembok yang kosong lantas berubah menjadi galeri edukasi Covid-19. Bahkan mural-mural tersebut masih dapat dijumpai, namun tentunya dalam keadaan luntur dan kusam karena termakan waktu dan debu jalanan. 
 
Usai covid mereda, Jakarta mulai sibuk dengan berbagai event seperti Formula E hingga Jakarta Hajatan. Selain menjadi saksi peristiwa penting, mural turut mewarnai kampung-kampung di berbagai penjuru Ibu Kota, Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan turut memberikan edukasi melalui mural di Jatinegara, Jakarta Timur. Tembok-tembok di lokasi itu digambarkan dengan beragam edukasi budaya Jakarta mulai dari kendaraan jadul, tarian, hingga makanan yang jarang ditemukan di Jakarta.
Warna-warni mural bergambar hewan juga turut terlihat di sejumlah titik, bahkan mural tersebut terlihat seperti 3D. Selain itu ada pula mural kapal pinisi yang berdekatan langsung dengan laut Jakarta.
 
Warna-warni Jakarta masih dapat ditemui terutama saat menyambut event-event besar, namun setelah event selesai mural tersebut justru berdebu dan luntur. Layaknya galeri seni tanpa batas waktu, Jakarta mencatat kejadian demi kejadian melalui goresan mural baik di tembok jalanan, gang-gang sempit, bahkan hingga ke genteng rumah. Tapi kini tak terawat, kusam dan dibiarkan begitu saja. 
Beberapa tahun lalu Jakarta berhias untuk menyambut berbagai event penting, seperti sebagai tuan rumah Asean Games hingga KTT G20. Ibu Kota juga disibukkan mempercantik diri, selain kolong tol tembok-tembok di Jalan Lebak Bulus III Jakarta Selatan ini juga ikut berhias dengan mural-mural Asean Games.
Usai sibuk dengan Asean Games, setahun berikutnya Jakarta juga turut menyambut Pemilu 2019. Tensi pemilihan yang cukup panas membuat Pemilu kali ini diramaikan dengan tagline Pemilih Berdaulat Negara Kuat. 
Menuju tahun 2024 yang menjadi tahun Pemilu goresan mural Pemilu 2019 juga masih ada yang bertahan hingga kini. Warna-warni Pemilu 2019 yang mulai luntur dibalut dengan debu polusi Jakarta masih juga belum dihapus. Kesan kumuh semakin terlihat. 
Memasuki pandemi, tepat setahun berikutnya Jakarta menjadi saksi sibuknya Pemerintah mengedukasi warganya untuk mentaati protokol kesehatan, mural kembali menjadi salah satu alat Pemerintah dalam mengkampanyekan protokol kesehatan. 
Tak hanya di jalanan protokol. Gang-gang sempit di permukiman padat penduduk juga tak ketinggalan. Bak kedatangan tamu penting, Jakarta terus berdandan menyambut beragam agenda penting mulai dari Asean Games 2018, Pemilu 2019, Jakarta Hajatan, U20 Indonesia dan berbagai kegiatan lainnya. Kebijakan merias kota ini diimplementasikan dengan mengecat tembok-tembok kosong layaknya galeri seni.
Namun sayang, rupanya kini tak terawat, terkesan kumuh dan kusam. Mural-mural tersebut lantas menjamur di berbagai penjuru Jakarta, tembok-tembok yang kosong lantas berubah menjadi galeri edukasi Covid-19. Bahkan mural-mural tersebut masih dapat dijumpai, namun tentunya dalam keadaan luntur dan kusam karena termakan waktu dan debu jalanan.  
Usai covid mereda, Jakarta mulai sibuk dengan berbagai event seperti Formula E hingga Jakarta Hajatan. Selain menjadi saksi peristiwa penting, mural turut mewarnai kampung-kampung di berbagai penjuru Ibu Kota, Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan turut memberikan edukasi melalui mural di Jatinegara, Jakarta Timur. Tembok-tembok di lokasi itu digambarkan dengan beragam edukasi budaya Jakarta mulai dari kendaraan jadul, tarian, hingga makanan yang jarang ditemukan di Jakarta.
Warna-warni mural bergambar hewan juga turut terlihat di sejumlah titik, bahkan mural tersebut terlihat seperti 3D. Selain itu ada pula mural kapal pinisi yang berdekatan langsung dengan laut Jakarta. 
Warna-warni Jakarta masih dapat ditemui terutama saat menyambut event-event besar, namun setelah event selesai mural tersebut justru berdebu dan luntur. Layaknya galeri seni tanpa batas waktu, Jakarta mencatat kejadian demi kejadian melalui goresan mural baik di tembok jalanan, gang-gang sempit, bahkan hingga ke genteng rumah. Tapi kini tak terawat, kusam dan dibiarkan begitu saja.