Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata

Foto

Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata

Grandyos Zafna - detikNews
Minggu, 15 Jan 2023 07:15 WIB

Jakarta - Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Padahal, dimasa berjayanya, telepon umum sempat menjadi primadona untuk berkomunikasi antara sesama. Kini biliknya terbengkalai danΒ tak sedikit yang menjadi bangkai. Tapi, ada juga yang memanfaatkan untukΒ jadi sarana berjualan seperti ini.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Inilah salah satuΒ bukti akan banyaknya bilik telepon umum yang terbengkalai dan menjadi bangkai. Kemajuan teknologi digital menjadi satu yang mempengaruhi perubahan gaya hidup tersebut. Nasib telepon umumΒ pun tergeser oleh keberadaan ponsel pintar.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Kira-kira ada nggak detikers yang tahu dan pernah merasakan indahnya berkomunikasi di telepon umum? Itu artinya anda tak lagi muda.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Telepon umum pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1889 oley William Gray dan berkembang pesat pada 1892. Sedangkan, telepon umum mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Telepon Umum atau Telepon Coin mencapai puncak kejayaannya di periode 1980 hingga 1990-an. Inisiatornya adalah Perusahaan Negara Telekomunikasi (Permutel) atau yang kini lebih dikenal dengan Telkom Indonesia.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Dahulu, pemandangan mengantre di Telpon Umum sangat lumrah dan sering terjadi. Bahkan masyarakat harus rela antre berjam-jam agar bisa menggunakan fasilitas umum tersebut. Kini keberadaannya tak dilirik dan tak diminati sama sekali.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Memasuki awal abad ke-20 perkembangan teknologi semakin maju dan canggih. Keberadaan telepon umum ini pun tergusur seiring perkembangan zaman. Penggunaan telepon umum lazimnya menggunakan uang logam pecahan 100, 500 dan 1.000 rupiah.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Di beberapa titik di Jakarta masih bisa ditemukan sisa-sisa kejayaan alat komunikasi di era 80 dan 90-an. Namun kondisinya sangat beragam, ada yang hanya tersisa biliknya namun ada juga yang masih tersisa mesinnya walau kadang sudah rusak.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Beginilah gambaran singkatΒ kondisi telpon umum yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Di Jakarta sendiri yang notabene Ibu Kota Negara, sangat banyak sekali dijumpai telepon umumΒ meski kondisinya sangat-sangat memprihatikan.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, keberadaan gawai mempermudah segalanya. Tak hanya untuk berkomunikasi, Tiap individu juga bisa berselancar hanya dalam genggaman tangan.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Bisa dibayangkan, saat tahun 90-an lalu. Ketika teknologi belum maju seperti saat ini, orang harus mencari telepon umum untuk bisa berbincang dengan orang lain.

Inilah peninggalan alat komunikasi yang sempat berjaya di Era 90-an, nasibnya kini dipandang sebelah mata. Beralih fungsi hingga tak terawat dan dibiarkan mati.

Hal ini pun dibuktikan dengan banyak bilik telepon umum yang kini terbengkalai dan menjadi bangkai. Tak sedikit juga yang memanfaatkan untuk menjadi sarana untuk berjualan seperti ini.

Disebagian besar wilayah Jakarta, khususnya kawasan permukiman, masih ada juga loh telepon umumΒ meski sudah tak berfungsi dan kondisinya memperihatinkan.Β Β 

Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata
Bilik Telepon Umum: Dulu Berjaya, Kini Dipandang Sebelah Mata


Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads