Tegang! Warga China Protes Aturan Lockdown COVID-19

Petugas polisi berdiri di belakang barikade dan penjagaan di lokasi di mana protes terhadap pembatasan COVID-19 terjadi malam sebelumnya, setelah kebakaran Urumqi yang mematikan, di Shanghai, China, Minggu (27/11/2022). Reuters/Josh Horwitz
Demo di China terjadi imbas aturan lockdown COVID-19 yang diberlakukan kembali oleh pemerintah setempat. Warga melakukan aksi protes terhadap pelebaran aturan lockdown akibat kasus COVID-19 telah mencapai rekor tertinggi selama berhari-hari. AP Photo
Diketahui, aksi protes di China memuncak setelah adanya kebakaran di Xinjiang, pada Kamis (24/11) waktu setempat. Kebakaran yang menewaskan sejumlah korban itu memicu demo di Xinjiang pada Jumat (25/11) dan menyebar ke kota lain termasuk demo di Shanghai pada Minggu (27/11). Hector Retamal/AFP/Getty Images
 
 
Massa turun ke jalan di ibu kota Xinjiang, Urumqi pada Jumat malam. Massa meneriakkan "Akhiri penguncian!" dan mengacungkan tinju ke udara. Banyak dari 4 juta penduduk di China terjebak lockdown terlama di negara itu. Disebutkan para penduduk dilarang meninggalkan rumah mereka selama 100 hari. Reuters/Pool/Eva Rammeloo
Diketahui kebakaran salah satu gedung tinggi di Urumqi, Xinjiang pada Kamis itu telah menewaskan 10 orang. Hal ini pun memicu kemarahan publik. Banyak pengguna internet menduga warga tidak dapat melarikan diri tepat waktu karena sebagian bangunan dikunci, yang akhirnya dibantah oleh pejabat kota. Kebakaran tersebut telah memicu gelombang pembangkangan sipil, termasuk demo pada Jumat di Urumqi, Xinjiang, yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Xi Jinping berkuasa selama satu dekade lalu. Hector Retamal/AFP/Getty Images
 
 
Untuk diketahui, pemerintah China berpegang pada kebijakan nol-COVID-nya di saat sebagian besar negara dunia mencoba hidup berdampingan dengan virus corona. Meski rendah menurut standar global, kasus China telah mencapai rekor tertinggi selama berhari-hari, dengan hampir 40.000 infeksi baru tercatat pada hari Sabtu (26/11). AFPTV/AFP/Getty Images
 
Petugas polisi berdiri di belakang barikade dan penjagaan di lokasi di mana protes terhadap pembatasan COVID-19 terjadi malam sebelumnya, setelah kebakaran Urumqi yang mematikan, di Shanghai, China, Minggu (27/11/2022). Reuters/Josh Horwitz
Demo di China terjadi imbas aturan lockdown COVID-19 yang diberlakukan kembali oleh pemerintah setempat. Warga melakukan aksi protes terhadap pelebaran aturan lockdown akibat kasus COVID-19 telah mencapai rekor tertinggi selama berhari-hari. AP Photo
Diketahui, aksi protes di China memuncak setelah adanya kebakaran di Xinjiang, pada Kamis (24/11) waktu setempat. Kebakaran yang menewaskan sejumlah korban itu memicu demo di Xinjiang pada Jumat (25/11) dan menyebar ke kota lain termasuk demo di Shanghai pada Minggu (27/11). Hector Retamal/AFP/Getty Images  
Massa turun ke jalan di ibu kota Xinjiang, Urumqi pada Jumat malam. Massa meneriakkan Akhiri penguncian! dan mengacungkan tinju ke udara. Banyak dari 4 juta penduduk di China terjebak lockdown terlama di negara itu. Disebutkan para penduduk dilarang meninggalkan rumah mereka selama 100 hari. Reuters/Pool/Eva Rammeloo
Diketahui kebakaran salah satu gedung tinggi di Urumqi, Xinjiang pada Kamis itu telah menewaskan 10 orang. Hal ini pun memicu kemarahan publik. Banyak pengguna internet menduga warga tidak dapat melarikan diri tepat waktu karena sebagian bangunan dikunci, yang akhirnya dibantah oleh pejabat kota. Kebakaran tersebut telah memicu gelombang pembangkangan sipil, termasuk demo pada Jumat di Urumqi, Xinjiang, yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Xi Jinping berkuasa selama satu dekade lalu. Hector Retamal/AFP/Getty Images  
Untuk diketahui, pemerintah China berpegang pada kebijakan nol-COVID-nya di saat sebagian besar negara dunia mencoba hidup berdampingan dengan virus corona. Meski rendah menurut standar global, kasus China telah mencapai rekor tertinggi selama berhari-hari, dengan hampir 40.000 infeksi baru tercatat pada hari Sabtu (26/11). AFPTV/AFP/Getty Images