Surati (63) seorang pencari barang bekas merasakan dampak kenaikan BBM sejak satu bulan lalu. Beliau mengaku saat untuk membeli makan saja susah karena serba mahal akibat kenaikan BBM.
Pasangan suami istri Mirna dan Safrudin asal Medan ini memiliki usaha warung kopi di kawasan Jakarta Pusat. Mereka mengaku saat ini ada beberapa makanan minuman yanh mengalami kenaikan harga dikarenakan naiknya harga BBM. Mereka pun terpaksa menaikan harga kopi.
Mbah Indun (63) merupakan penjual bensin eceran sejak tahun 2000 awal. Menurut beliau sejak BBM mengalami kenaikan, dia tidak bisa banyak untuk menjual bahan bakar dikarenakan sepi pembeli.
Kardiman seorang ojek online yang menyampaikan keluh kesahnya karena harga BBM naik. Beliau mengaku saat ini penumpang ojek online menjadi sepi karena tarif Ojol juga naik. Jika dahulu dia bisa mendapatkan 10 penumpang kini hanya 4-5 penumpang saja.
Budiyanto seorang supir bajaj juga mengeluhkan kenaikan harga BBM. Dikarenakan semua bahan pokok menjadi naik dan menguras penghasilannya yang tidak seberapa.
Ibu Umi seorang penjual jamu mengeluhkan kenaikan harga BBM karena berefek pada kenaikan bahan pokok untuk membuat jamu. Sementara harga jamu tetap.
Diman seorang penjual nasi kuning di kawasan BKT Rorotan Jakarta Utara ini juga mengaku merasakan kesulitan dengan kenaikan harga BBM ini. Karena kenaikan bahan pokok membuat dia harus mengeluarkan modal lebih untuk jualan. Biasanya dia mendapatkan keuntungan Rp 100.000 per hari tetapi kini hanya Rp 50.000 saja perhari yang terdampak dari kenaikan harga BBM.
Suyatno seorang supir bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) mengungkapkan bahwa sejak BBM mengalami kenaikan harga membuat kelangkaan pada bahan bakar Bio Solar. Jadi satu bus hanya dijatahi 200 liter saja perhari. Selain itu ongkos bus naik menjadi Rp 250.000 untuk wilayah Jakarta-Jawa Timur dari harga semula Rp 210.000.
Bahkan angkutan kota (Angkot) terpaksa harus menaikan tarif ongkos dikarenakan kenaikan harga BBM.
Warjan seorang nelayan di Cilincing Jakarta Utara ini terpaksa tidak melaut sejak bulan lalu dikarenakan bahan bakar solar untuk perahu mengalami kenaikan harga. Hal itu juga diakibatkan sepinya hasil tangkapan ikan di Laut Jakarta karena limbah pabrik. Sehingga para nelayan di sana harus irit bensin agar tetap bertahan.
Seorang supir bus ini mengaku penumpang menjadi sepi dikarenakan dampak kenaikan tarif BBM yang membuat tarif ngkos pun naik. Terlihat bangku kosong tanpa penumpang di bus itu.
Danielson seorang supir Angkot mengaku mengalami berkurangnya pendapatan sejak BBM mengalami kenaikan harga. Hal itu dikarenakan dia harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli bahan bakar Pertalite. Pendapatannya sebagai supir angkot yang tidak seberapa itu kini menjadi tertekan.
Hendro seorang penyedia jasa perahu naga murah meriah di Waduk Sunter juga mengeluhkan kenaikan harga BBM. Karena pengeluaran menjadi lebih banyak untuk membeli bahan bakar perahu naga, padahal saat ini kondisi wisata masih sepi.
Suami istri penjual bahan pokok ini juga mengeluhkan kenaikan harga BBM ini dikarenakan pasar menjadi sepi akibat bahan pokok juga mengalami kenaikan harga.