Kerja Keras Perbaiki Pendidikan di Tengah Banjir Rob Muara Gembong

Kamu tahu gak ada tempat bernama Desa Pantai Bahagia yang letaknya di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat? Tapi masyarakat di desa ini jauh dari kata bahagia. Justru mereka selalu dilimpahi rob yang mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk anak-anak yang belajar di MI Man’syaul Huda.

Nuraini jadi siswa yang begitu merasakan sulitnya berangkat sekolah menerjang lumpur dengan kaki telanjang. Saat belajar pun dia harus selalu siaga kalau-kalau air rob meninggi hingga menyebabkan dirinya harus pindah belajar ke masjid sebelah yang posisinya lebih tinggi.

Sementara guru di sana hanya ada 3 guru yang salah satunya merupakan bantuan dari program Pegi Mengajar CTARSA Foundation. Sama seperti Nurani, guru pembantu yang bernama Nelly Vikilacyla Della pun merasa kesusahan dengan derasnya rob yang berhari-hari menerjang Muara Gembong.

“Untuk akses susah ketika terjadi pasang air, kita harus menyebrang sungai trus nyebrang lagi untuk menghindari beberapa titik pasangnya cukup tinggi. Terkadang khawatir terpeleset dan tertiup angin ketika menyebrang itu,” jelas alumnus UIN Walisongo Semarang ini.

Oleh karena itu, demi keamanan dan tetap berlangsungnya proses belajar, Nelly mengatakan murid-muridnya begitu membutuhkan sepatu bot agar kaki-kaki kecil mereka tidak terluka.

“Sepatu boot ini bakal digunain karena mereka biasanya cuma pakai sendal jadi suka luka karena kulit-kulit kerang. Kekurangan buku juga karena suka basah,” sambungnya.

Sahabat Baik, mari ulurkan tangan dan mulai berbuat baik sekarang juga. Langsung saja klik tautan ini dan dukung Nelly dan anak-anak untuk terus semangat mengejar cita-cita.  Klik Donasi sekarang juga.

Kamu tahu gak ada tempat bernama Desa Pantai Bahagia yang letaknya di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat? Tapi masyarakat di desa ini jauh dari kata bahagia. Justru mereka selalu dilimpahi rob yang mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk anak-anak yang belajar di MI Man’syaul Huda.
Nuraini jadi siswa yang begitu merasakan sulitnya berangkat sekolah menerjang lumpur dengan kaki telanjang. Saat belajar pun dia harus selalu siaga kalau-kalau air rob meninggi hingga menyebabkan dirinya harus pindah belajar ke masjid sebelah yang posisinya lebih tinggi.
Sementara guru di sana hanya ada 3 guru yang salah satunya merupakan bantuan dari program Pegi Mengajar CTARSA Foundation. Sama seperti Nurani, guru pembantu yang bernama Nelly Vikilacyla Della pun merasa kesusahan dengan derasnya rob yang berhari-hari menerjang Muara Gembong.
“Untuk akses susah ketika terjadi pasang air, kita harus menyebrang sungai trus nyebrang lagi untuk menghindari beberapa titik pasangnya cukup tinggi. Terkadang khawatir terpeleset dan tertiup angin ketika menyebrang itu,” jelas alumnus UIN Walisongo Semarang ini.
Oleh karena itu, demi keamanan dan tetap berlangsungnya proses belajar, Nelly mengatakan murid-muridnya begitu membutuhkan sepatu bot agar kaki-kaki kecil mereka tidak terluka.
“Sepatu boot ini bakal digunain karena mereka biasanya cuma pakai sendal jadi suka luka karena kulit-kulit kerang. Kekurangan buku juga karena suka basah,” sambungnya.
Sahabat Baik, mari ulurkan tangan dan mulai berbuat baik sekarang juga. Langsung saja klik tautan ini dan dukung Nelly dan anak-anak untuk terus semangat mengejar cita-cita.  Klik Donasi sekarang juga.