Citayam 'Haradukuh' Merengkuh Ibu Kota

Ini namanya Bang Beds. Atau biasa dipanggil Farhan oleh orang tuanya. Ia juga merupakan salah satu konten kreator di Sudirman yang ikut mempopulerkan Jeje dan Bonge cs. Sang ortu pun mendukung kiprahnya dengan syarat selalu berprilaku baik dan sopan saat keluar rumah.
Di mata keluarganya, Bang Beds adalah anak yang penurut dan penyanyang. Walaupun dengan segala keterbatasan yang dia punya, Ia tetap berusaha membahagiakan keluarganya dengan caranya sendiri, yang penting halal.
Ia juga pernah menjadi tukang jajanan kekinian Sempol Ayam di Bekasi. Tapi semua itu tak bertahan lama. Ia pun banting setir dan mengaku ingin fokus jadi konten kreator di kawasan Dukuh Atas Sudirman bersama Bonge dan teman-temannya.
Tak hanya dari CItayam, rupanya ada Fadli Triono (11) Remaja asal Desa Karang Baru Cikarang Utara ini juga suka nongkrong dan berbaur dengan Bonge cs di kawasan Sudirman Dukuh Atas. Ia sudah ada dan berkreasi dengan karyanya yang ia bisa sejak 8 bulan lalu.
Kawan Bonge cs itu kini tak lagi sekolah dikarenakan faktor ekonomi yang menjepit. Fadli pun terpaksa harus bekerja di pasar untuk menyambung hidupnya. Ia putus sekolah saat duduk dibangku kelas 3 SMP, Padahal di mata keluarga ia adalah anak yang pintar. Sejak kecil, ia sudah tinggal bersama engkong Hariono dan neneknya.
Alasan Fadli sering nongkrong di kawasan Sudirman Dukuh Atas adalah dikarenakan tempatnya bersih dan banyak teman yang dia temukan di lokasi baru itu. Di tempat dia tinggal asalnya tak punya banyak pilihan tempat untuk berekspresi bahkan teman-temannya pun sedikit. Jadi alasan untuk berkreasi itu sangat sulit, berbeda dengan kawan-kawan di Dukuh Atas yang kini terkenal dengan sebutan 'Haradukuh'.
Mereka yang nota bene kawan Jeje dan Bonge cs itu lebih senang nongkrong di kawasan Dukuh Atas dikarenakan tempatnya yang bersih dan asik untuk berekspresi serta bisa bertemu dengan teman-teman baru. Mereka ini datang tak hanya dari Citayam, tetapi juga banyak yang berasal dari daerah penyangga Ibu Kota seperti Bekasi dan Tangerang yang mempunyai akses moda transportasi Kereta Rel Listrik.
Beginilah potret perbandingan salah satu kawan Bonge yang juga kini mencari peruntungan di Kawasan Dukuh Atas Sudirman. (ki-ka) Perbedaan sangat jelas terlihat antara Stasiun di Citayam dengan Dukuh Atas, Jakarta. Menurutnya, Wilayah tempat mereka tinggal tidak menyajikan tempat seasik di Dukuh Atas sehingga mereka lebih suka bermain dan nongkrong di Jakarta hanya dengan akses naik kereta KRL.
Kata Haradukuh sebenarnya plesetan yang berasal dari Harajuku Jepang. Karena memang format acaranya hampir nyaris sama persis dengan fashion show yang dihelat di zebra cross jalan umum. Sehingga yang datang ke dukuh atas kini lebih banyak dari kalangan artis, model, influencer dan ambasador sebuah produk. Mereka yang Asli Citayam kini semakin tergerus dan tergusur.
Padahal, Para remaja SCBD (Sudirman Citayam, Bogor dan Depok, red.) yang lebih dulu nongkorong duluan di Dukuh Atas itu mengaku kurang suka dengan kehadiran para artis hingga influencer itu dikarenakan mereka seakan tidak pernah diajak untuk ikut kolaborasi bahkan berbagi rezeki. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta juga berencana memindahkan CFW ke kawasan Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara, dikarenakan kawasan Dukuh Atas sudah tidak kondusif dan menganggu ketertiban umum.
Ini adalah salah satu anak SCBD yang tersisa. Ia juga mengatakan nggak akan setuju jika 'Citayam Fashion Week' dipindahkan ke kawasan PIK Jakarta Utara. Banyak yang menjadi pertimbangan, mulai dari sulitnya akses ke wilayah itu dan banyak kenangan mereka di Dukuh Atas yang berharga dan bernilai bagi anak-anak Citayam ini. Kini Citayam Fashion Week itu pun dipaksa harus meredup dan perlahan mati suri.