Potret Anak-anak Korban Gempa Afghanistan Antre Bantuan Makanan

Anak-anak korban gempa Afghanistan mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan di wilayah Gayan, Provinsi Paktika, Afghanistan, Minggu (26/6/2022) waktu setempat.
Sebagai informasi, dilansir Associated Press dan Reuters, Jumat (24/6/2022), gempa berkekuatan Magnitudo 5,9 -- awalnya dilaporkan berkekuatan Magnitudo 6 -- mengguncang Afghanistan bagian timur pada Rabu (22/6) waktu setempat. Wilayah yang menjadi pusat gempa itu berjarak 160 kilometer sebelah tenggara ibu kota Kabul.
Gempa tersebut menyebabkan ribuan rumah hancur dan menewaskan sedikitnya 1.000 orang. Sementara ribuan warga lainnya dilaporkan terluka.
Pascabencana, bantuan kemanusiaan, terutama makanan mulai didistribusikan ke wilayah-wilayah terdampak gempa.
 
Satu per satu anak-anak korban gempa Afghanistan menerima bantuan makanan berupa roti di wilayah Gayan, Provinsi Paktika, Afghanistan, Minggu (26/6/2022) waktu setempat.
 
Terkait bantuan untuk para korban terdampak gempa, Taliban yang menguasai Afghanistan menyebut adanya krisis ekonomi serta sanksi-sanksi yang diterapkan negara-negara Barat usai pasukan Amerika Serikat menarik diri tahun lalu telah membatasi kemampuan mereka menangani bencana alam ini. Taliban pun berharap uluran tangan dunia.
Dilansir The Guardian, seorang pejabat senior Taliban, Abdul Qahar Balkhi, menyatakan pemerintah 'mengapresiasi dan menyambut baik' bantuan yang dijanjikan sejumlah pemerintahan lainnya dan badan-badan bantuan, seperti Medecins Sans Frontieres dan Palang Merah. Gempa ini memberikan tantangan besar bagi Taliban, yang mengisolasi sebagian besar Afghanistan sebagai akibat dari kebijakan mereka. Sebelum Taliban berkuasa kembali, tim respons darurat Afghanistan juga kesulitan menangani bencana alam yang kerap melanda negara ini.
Anak-anak korban gempa Afghanistan mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan di wilayah Gayan, Provinsi Paktika, Afghanistan, Minggu (26/6/2022) waktu setempat.
Sebagai informasi, dilansir Associated Press dan Reuters, Jumat (24/6/2022), gempa berkekuatan Magnitudo 5,9 -- awalnya dilaporkan berkekuatan Magnitudo 6 -- mengguncang Afghanistan bagian timur pada Rabu (22/6) waktu setempat. Wilayah yang menjadi pusat gempa itu berjarak 160 kilometer sebelah tenggara ibu kota Kabul.
Gempa tersebut menyebabkan ribuan rumah hancur dan menewaskan sedikitnya 1.000 orang. Sementara ribuan warga lainnya dilaporkan terluka.
Pascabencana, bantuan kemanusiaan, terutama makanan mulai didistribusikan ke wilayah-wilayah terdampak gempa. 
Satu per satu anak-anak korban gempa Afghanistan menerima bantuan makanan berupa roti di wilayah Gayan, Provinsi Paktika, Afghanistan, Minggu (26/6/2022) waktu setempat. 
Terkait bantuan untuk para korban terdampak gempa, Taliban yang menguasai Afghanistan menyebut adanya krisis ekonomi serta sanksi-sanksi yang diterapkan negara-negara Barat usai pasukan Amerika Serikat menarik diri tahun lalu telah membatasi kemampuan mereka menangani bencana alam ini. Taliban pun berharap uluran tangan dunia.
Dilansir The Guardian, seorang pejabat senior Taliban, Abdul Qahar Balkhi, menyatakan pemerintah mengapresiasi dan menyambut baik bantuan yang dijanjikan sejumlah pemerintahan lainnya dan badan-badan bantuan, seperti Medecins Sans Frontieres dan Palang Merah. Gempa ini memberikan tantangan besar bagi Taliban, yang mengisolasi sebagian besar Afghanistan sebagai akibat dari kebijakan mereka. Sebelum Taliban berkuasa kembali, tim respons darurat Afghanistan juga kesulitan menangani bencana alam yang kerap melanda negara ini.