Ini Jambiya, Belati Lengkung Yaman Simbol Budaya dan Kasta

Seorang pengrajin menggiling bilah belati tradisional, yang dikenal sebagai Jambiya, di luar sebuah toko di Sanaa, Yaman, (23/5/2022).

Para pekerja dengan hati-hati mengasah pisau pendek yang digunakan dalam pembuatan belati tradisional. Dikenal sebagai 'Jambiya' - dari kata Arab yang berarti sisi - melengkung dengan gagang yang dihias dengan hiasan menjadi bagian dari budaya Yaman selama bertahun-tahun.

Jambiya umumnya terbuat dari cula badak yang sekarang dilarang, pengrajin Yaman menemukan cara baru untuk membuat hiasan terlama mereka - yang merupakan penanda penting status dalam masyarakat. Jambiya awalnya alat untuk prajurit, sekarang menjadi objek dekoratif yang menunjukkan status dan pentingnya pemakainya.

Jambiya paling mahal adalah Sayfani – dibuat menggunakan cula badak yang sekarang dilarang – dengan harga yang bisa mencapai ratusan ribu dolar. 

Sejak pelarangan perdagangan cula badak, orang Yaman telah menggunakan hewan lain untuk gagang belati, termasuk rusa, karibu, dan tanduk kerbau.

Jambiya dipandang sebagai barang berharga, dan sering diturunkan dari generasi ke generasi dalam sebuah keluarga. Nilainya diukur dengan berapa umurnya, suku mana yang memilikinya, dan hewan apa yang digunakan untuk membuat gagangnya.

Seorang pedagang menyortir belati tradisional, yang dikenal sebagai Jambiya, di tokonya di Sanaa, Yaman.

Seorang pengrajin menggiling bilah belati tradisional, yang dikenal sebagai Jambiya, di luar sebuah toko di Sanaa, Yaman, (23/5/2022).
Para pekerja dengan hati-hati mengasah pisau pendek yang digunakan dalam pembuatan belati tradisional. Dikenal sebagai Jambiya - dari kata Arab yang berarti sisi - melengkung dengan gagang yang dihias dengan hiasan menjadi bagian dari budaya Yaman selama bertahun-tahun.
Jambiya umumnya terbuat dari cula badak yang sekarang dilarang, pengrajin Yaman menemukan cara baru untuk membuat hiasan terlama mereka - yang merupakan penanda penting status dalam masyarakat. Jambiya awalnya alat untuk prajurit, sekarang menjadi objek dekoratif yang menunjukkan status dan pentingnya pemakainya.
Jambiya paling mahal adalah Sayfani – dibuat menggunakan cula badak yang sekarang dilarang – dengan harga yang bisa mencapai ratusan ribu dolar. 
Sejak pelarangan perdagangan cula badak, orang Yaman telah menggunakan hewan lain untuk gagang belati, termasuk rusa, karibu, dan tanduk kerbau.
Jambiya dipandang sebagai barang berharga, dan sering diturunkan dari generasi ke generasi dalam sebuah keluarga. Nilainya diukur dengan berapa umurnya, suku mana yang memilikinya, dan hewan apa yang digunakan untuk membuat gagangnya.
Seorang pedagang menyortir belati tradisional, yang dikenal sebagai Jambiya, di tokonya di Sanaa, Yaman.