Penampakan seorang presenter wanita untuk Tolo News yang menutupi sebagian wajahnya saat melakukan siaran di ruang redaksi stasiun TV Tolo di Kabul, Afghanistan, Minggu (22/5/2022) waktu setempat.
Seperti diketahui, Taliban memberlakukan kewajiban baru bagi para presenter wanita di Afghanistan. Mereka diwajibkan menutupi wajahnya saat melakukan siaran di televisi.
Mengutip Reuters, Kamis (19/5/2022), langkah itu dilakukan beberapa hari setelah pihak berwenang memerintahkan perempuan untuk menutupi wajah mereka di depan umum.
Aturan ini sempat ditentang oleh sejumlah saluran berita terkemuka di Afghanistan seperti OLOnews, Ariana Television, Shamshad TV, dan 1TV. Namun belakangan mereka terpaksa mengikuti aturan tersebut.
Pihak Taliban mengatakan telah bertemu dengan para pejabat media dan meminta untuk memastikan bahwa presenter perempuan mereka di stasiun lokal menutupi wajah mereka saat siaran. Pihak Taliban mengaku hal ini diterima dengan gembira.
Para presenter wanita di Afghanistan kini mulai menutupi wajah mereka saat siaran langsung di TV. Mereka disebut terpaksa untuk mengikuti aturan Taliban. Salah seorang presenter perempuan mengatakan terpakasa melakukan hal tersebut. Sebab jika aturan tidak diikuti maka presenter perempuan harus diberi pekerjaan lain atau dihilangkan.
Seorang koresponden AFP mengatakan bila saat itu jurnalis dan karyawan TOLOnews mengenakan masker wajah di kantor sebagai bentuk solidaritas pada para presenter wanita. Di sisi lain Juru Bicara Kementerian Kebaikan dan Kebajikan Taliban, Mohammad Akif Sadeq Mohajir, menyambut baik apa yang telah dilakukan saluran-saluran media itu. Juru Bicara Kementerian Kebaikan dan Kebajikan Taliban, Mohammad Akif Sadeq Mohajir menyebut pihaknya tidak berniat untuk menyingkirkan ataupun melucuti hak perempuan untuk bekerja.
Untuk diketahui, dekrit Akhundzada memerintahkan pihak berwenang untuk memecat pegawai pemerintah wanita jika mereka gagal mengikuti aturan berpakaian. Laki-laki yang bekerja di pemerintahan juga berisiko diskors jika istri atau anak perempuan mereka tidak patuh. Pihak berwenang juga mengatakan bahwa manajer media dan wali dari pembawa acara perempuan yang membangkang akan bertanggung jawab atas hukuman jika diktat tidak dipatuhi.