Dijaga Pasukan Pro-Rusia, Begini Kondisi di Mariupol Ukraina

Seorang pria berjalan di dekat sebuah bangunan tempat tinggal yang hancur imbas perang Rusia-Ukraina di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Minggu (17/4/2022) waktu setempat.
Sejumlah pasukan pro-Rusia berjaga dan melakukan patroli di kota Mariupol, Ukraina, usai Rusia memberikan waktu kepada pasukan Ukraina dan tentara bayaran asing di kota pelabuhan Mariupol untuk meletakkan senjata mereka mulai Minggu (17/4) pukul 6 pagi waktu Moskow (0300 GMT).
Seperti diketahui, Mariupol jadi salah satu kota di Ukraina yang tak lepas dari serbuan pasukan Rusia sejak 24 Februari lalu. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah membersihkan seluruh daerah perkotaan Mariupol.
Seorang penasihat wali kota Mariupol, Ukraina, mengatakan pasukan Rusia telah mengumumkan akan menutup jalur masuk dan keluar kota yang terkepung itu. Rusia, katanya, memperingatkan orang-orang yang tersisa di kota itu akan 'disaring'.
Dilansir dari CNN, Senin (18/4/2022), Penasihat Wali Kota Petro Andriushchenko mengatakan pasukan Rusia telah mulai mengeluarkan izin untuk pergerakan di dalam kota yang terkepung. Dia memposting foto via Telegram yang diklaim menunjukkan penduduk mengantre untuk mendapatkan izin tersebut.
Andriushchenko mengatakan pasukan Rusia mengumumkan kota itu akan 'ditutup untuk masuk atau keluar untuk semua orang mulai Senin, tetapi juga akan ada larangan bergerak di sekitar distrik selama seminggu'.
Andriushchenko juga menambahkan, menurut informasi yang diterima dari dalam kota, pria di kota itu akan menjadi sasaran 'penyaringan' -- direlokasi untuk diperiksa oleh pasukan Rusia.
Sementara itu, pejabat Ukraina dan Amerika Serikat (AS) menuduh pasukan Rusia telah melakukan penyaringan warga sipil di daerah-daerah di bawah kendali mereka, menyaring mereka secara biometrik, menyita telepon mereka dan, dalam beberapa kasus, mendeportasi mereka di luar kehendak mereka ke Rusia.
Dewan Kota Mariupol menuduh penyaringan adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh Rusia untuk menutupi potensi kejahatan perang yang dilakukan di kota itu.
 
Pasukan Ukraina yang mempertahankan kota sebelumnya menolak ultimatum dari Kementerian Pertahanan Rusia yang meminta tentara Ukraina di kota itu untuk menyerah.
Seorang pria berjalan di dekat sebuah bangunan tempat tinggal yang hancur imbas perang Rusia-Ukraina di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Minggu (17/4/2022) waktu setempat.
Sejumlah pasukan pro-Rusia berjaga dan melakukan patroli di kota Mariupol, Ukraina, usai Rusia memberikan waktu kepada pasukan Ukraina dan tentara bayaran asing di kota pelabuhan Mariupol untuk meletakkan senjata mereka mulai Minggu (17/4) pukul 6 pagi waktu Moskow (0300 GMT).
Seperti diketahui, Mariupol jadi salah satu kota di Ukraina yang tak lepas dari serbuan pasukan Rusia sejak 24 Februari lalu. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah membersihkan seluruh daerah perkotaan Mariupol.
Seorang penasihat wali kota Mariupol, Ukraina, mengatakan pasukan Rusia telah mengumumkan akan menutup jalur masuk dan keluar kota yang terkepung itu. Rusia, katanya, memperingatkan orang-orang yang tersisa di kota itu akan disaring.
Dilansir dari CNN, Senin (18/4/2022), Penasihat Wali Kota Petro Andriushchenko mengatakan pasukan Rusia telah mulai mengeluarkan izin untuk pergerakan di dalam kota yang terkepung. Dia memposting foto via Telegram yang diklaim menunjukkan penduduk mengantre untuk mendapatkan izin tersebut.
Andriushchenko mengatakan pasukan Rusia mengumumkan kota itu akan ditutup untuk masuk atau keluar untuk semua orang mulai Senin, tetapi juga akan ada larangan bergerak di sekitar distrik selama seminggu.
Andriushchenko juga menambahkan, menurut informasi yang diterima dari dalam kota, pria di kota itu akan menjadi sasaran penyaringan -- direlokasi untuk diperiksa oleh pasukan Rusia.
Sementara itu, pejabat Ukraina dan Amerika Serikat (AS) menuduh pasukan Rusia telah melakukan penyaringan warga sipil di daerah-daerah di bawah kendali mereka, menyaring mereka secara biometrik, menyita telepon mereka dan, dalam beberapa kasus, mendeportasi mereka di luar kehendak mereka ke Rusia.
Dewan Kota Mariupol menuduh penyaringan adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh Rusia untuk menutupi potensi kejahatan perang yang dilakukan di kota itu. 
Pasukan Ukraina yang mempertahankan kota sebelumnya menolak ultimatum dari Kementerian Pertahanan Rusia yang meminta tentara Ukraina di kota itu untuk menyerah.