Penampakan Tank Tentara Pro-Rusia Bersiaga di Jalanan Mariupol

Tank-tank tentara pro-Rusia terlihat di kawasan kota Mariupol yang tengah dikepung dan menjadi sasaran Rusia di tengah invasi negara itu ke Ukraina, Minggu (20/3/2022).

Diketahui, Rusia masih mengepung dan menyerang kota Mariupol, Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia pun meminta otoritas lokal Mariupol untuk menyerahkan kota itu pada pasukan Rusia.  

Rusia mengklaim ingin membuka koridor kemanusiaan ke kota itu. Dilansir dari CNN, Senin (21/3/2022), kantor berita milik negara Rusia RIA Novosti mengatakan Kementerian Pertahanan akan membuka koridor kemanusiaan ke kota tersebut pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Kemhan Rusia disebut 'ingin menerima tanggapan tertulis dari Kiev untuk proposal ini sebelum pukul 05.00'.

Sementara itu, pihak Ukraina dilaporkan menolak ultimatum tersebut. Dalam sebuah wawancara pada Minggu malam, Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk menolak persyaratan Rusia yang dituangkan dalam dokumen delapan halaman.

Vereshchuk mengatakan pihaknya telah memberi tahu PBB dan ICRC dan sedang menunggu tanggapan dari masyarakat internasional. Ia pun menyebut ultimatum Rusia itu sebagai sebuah manipulasi dan penyanderaan.

Di halaman Facebook-nya, dewan kota Mariupol juga menolak tuntutan Rusia dengan mengatakan 'Mereka memberi waktu sampai pagi untuk merumuskan tanggapan. Tapi kenapa harus menunggu lama?'. Postingan itu disertai sebuah sumpah serapah.

Diketahui, Kementerian Pertahanan Rusia mengusulkan 'kepada pihak-pihak yang bertikai untuk menyatakan gencatan senjata dan menjamin ketaatan yang ketat dari 09.30 waktu Moskow'. Langkah itu disebut sebagai awal untuk membuka koridor evakuasi ke kota setengah jam kemudian. "Semua yang meletakkan senjata mereka dijamin aman keluar dari Mariupol," tulis media pemerintah Rusia, RIA Novosti, yang mengutip kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev.

Tank-tank tentara pro-Rusia terlihat di kawasan kota Mariupol yang tengah dikepung dan menjadi sasaran Rusia di tengah invasi negara itu ke Ukraina, Minggu (20/3/2022).
Diketahui, Rusia masih mengepung dan menyerang kota Mariupol, Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia pun meminta otoritas lokal Mariupol untuk menyerahkan kota itu pada pasukan Rusia.  
Rusia mengklaim ingin membuka koridor kemanusiaan ke kota itu. Dilansir dari CNN, Senin (21/3/2022), kantor berita milik negara Rusia RIA Novosti mengatakan Kementerian Pertahanan akan membuka koridor kemanusiaan ke kota tersebut pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Kemhan Rusia disebut ingin menerima tanggapan tertulis dari Kiev untuk proposal ini sebelum pukul 05.00.
Sementara itu, pihak Ukraina dilaporkan menolak ultimatum tersebut. Dalam sebuah wawancara pada Minggu malam, Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk menolak persyaratan Rusia yang dituangkan dalam dokumen delapan halaman.
Vereshchuk mengatakan pihaknya telah memberi tahu PBB dan ICRC dan sedang menunggu tanggapan dari masyarakat internasional. Ia pun menyebut ultimatum Rusia itu sebagai sebuah manipulasi dan penyanderaan.
Di halaman Facebook-nya, dewan kota Mariupol juga menolak tuntutan Rusia dengan mengatakan Mereka memberi waktu sampai pagi untuk merumuskan tanggapan. Tapi kenapa harus menunggu lama?. Postingan itu disertai sebuah sumpah serapah.
Diketahui, Kementerian Pertahanan Rusia mengusulkan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk menyatakan gencatan senjata dan menjamin ketaatan yang ketat dari 09.30 waktu Moskow. Langkah itu disebut sebagai awal untuk membuka koridor evakuasi ke kota setengah jam kemudian. Semua yang meletakkan senjata mereka dijamin aman keluar dari Mariupol, tulis media pemerintah Rusia, RIA Novosti, yang mengutip kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev.