Menyengat Bau Busuk Dekat Giant Sea Wall Jakarta Gegara Sampah Menumpuk

Sampah menumpuk di dekat lokasi proyek giant sea wall Jakarta. Warga menyebut kondisi ini sudah berlangsung sejak 2018 atau sekitar empat tahun.
Ekskavator dikerahkan untuk mengangkat sampah dari lokasi ini. Tumpukan sampah ini berada di dekat proyek Proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). (Wildan N/detikcom)
Sampah-sampah tersebut angkut truk untuk dibawa ke TPST Bantar Gebang, Bekasi.
Pantauan detikcom, terlihat sampah yang menggunung dan membentang di pinggir laut. Tampak tumpukan sampah berdampingan dengan permukiman warga.
Warga mengatakan sebelumnya di kawasan yang masih menjadi bagian laut tersebut tidak ada sampah. Namun semenjak tanggul laut dibangun, warga mulai membuang sampah di sana.
Sampah tersebut menghampar sekitar sepanjang 400 meter. Sampah menumpuk tersebut juga mengeluarkan aroma bau busuk yang menyengat hidung meski sudah memakai masker.
Dinas LH Jakut menyebut ada 250 petugas dikerahkan ke lokasi untuk membersihkan sampah.
Petugas gabungan berasal dari Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Suku Dinas Sumber Daya Air, Sudin LH Jakut, Sudin LH Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air DLH DKI Jakarta, serta masyarakat sekitar.
"Sampah mana aja masuk ke sini, ada sampah Tanah Merdeka, Gang Macan, pasar, pada masuk ke sini. Ini kan dari mana-mana, karena orang yang buah sampahnya itu dibayar katanya, mereka buang sampahnya ke sini," keluh warga bernama Eka.
Eka mengatakan dalam sehari sekitar kurang lebih 50 truk membuang sampah ke sana. Dia mengatakan, warga sebelumnya sempat mengeluhkan kondisi tersebut ke kelurahan setempat.
Warga lainnya, Wasti (25), mengaku dirinya bersama warga sekitar juga mengeluhkan kondisi kawasan pemukiman yang dipenuhi sampah. Warga risi dan khawatir tumpukan sampah menjadi sumber penyakit. Terlebih, jika banjir melanda, kata Eka sampah yang ada turut hanyut terbawa arus banjir.
Kasudin Lingkungan Hidup Jakut Achmad Hariadi berharap Kementerian PUPR mengebut proyek tanggul laut itu dengan membangun jalan inspeksi dan ruang terbuka hijau di dekat tanggul. Hal sama disampaikan Camat Cilincing, M Andri. Andri mengatakan di lokasi proyek tanggul laut yang belum selesai kerap dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga.
Sampah menumpuk di dekat lokasi proyek giant sea wall Jakarta. Warga menyebut kondisi ini sudah berlangsung sejak 2018 atau sekitar empat tahun.
Ekskavator dikerahkan untuk mengangkat sampah dari lokasi ini. Tumpukan sampah ini berada di dekat proyek Proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). (Wildan N/detikcom)
Sampah-sampah tersebut angkut truk untuk dibawa ke TPST Bantar Gebang, Bekasi.
Pantauan detikcom, terlihat sampah yang menggunung dan membentang di pinggir laut. Tampak tumpukan sampah berdampingan dengan permukiman warga.
Warga mengatakan sebelumnya di kawasan yang masih menjadi bagian laut tersebut tidak ada sampah. Namun semenjak tanggul laut dibangun, warga mulai membuang sampah di sana.
Sampah tersebut menghampar sekitar sepanjang 400 meter. Sampah menumpuk tersebut juga mengeluarkan aroma bau busuk yang menyengat hidung meski sudah memakai masker.
Dinas LH Jakut menyebut ada 250 petugas dikerahkan ke lokasi untuk membersihkan sampah.
Petugas gabungan berasal dari Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Suku Dinas Sumber Daya Air, Sudin LH Jakut, Sudin LH Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air DLH DKI Jakarta, serta masyarakat sekitar.
Sampah mana aja masuk ke sini, ada sampah Tanah Merdeka, Gang Macan, pasar, pada masuk ke sini. Ini kan dari mana-mana, karena orang yang buah sampahnya itu dibayar katanya, mereka buang sampahnya ke sini, keluh warga bernama Eka.
Eka mengatakan dalam sehari sekitar kurang lebih 50 truk membuang sampah ke sana. Dia mengatakan, warga sebelumnya sempat mengeluhkan kondisi tersebut ke kelurahan setempat.
Warga lainnya, Wasti (25), mengaku dirinya bersama warga sekitar juga mengeluhkan kondisi kawasan pemukiman yang dipenuhi sampah. Warga risi dan khawatir tumpukan sampah menjadi sumber penyakit. Terlebih, jika banjir melanda, kata Eka sampah yang ada turut hanyut terbawa arus banjir.
Kasudin Lingkungan Hidup Jakut Achmad Hariadi berharap Kementerian PUPR mengebut proyek tanggul laut itu dengan membangun jalan inspeksi dan ruang terbuka hijau di dekat tanggul. Hal sama disampaikan Camat Cilincing, M Andri. Andri mengatakan di lokasi proyek tanggul laut yang belum selesai kerap dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga.