Pakar Iklim dan Meteorologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edvin Aldrian mengatakan penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah lebih membahayakan dibanding kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh es yang mencair karena perubahan iklim, meskipun keduanya sama-sama mengancam. Kondisi permukaan tanah Jakarta saat ini sangat mengkhawatirkan, bahkan ada wilayah yang kini sudah berada 1 meter di bawah permukaan air.
Kawasan Muara Baru diprediksi sepenuhnya menjadi laut lepas dengan kedalaman 4,6 meter di tahun 2050 jika tidak ada intervensi dari pemerintah. Tidak hanya di Muara Baru, tujuh wilayah di pesisir Jakarta juga terancam tenggelam di tahun 2050 yaitu Kamal Muara di bawah 3 meter, Tanjungan 2,10 meter, Pluit 4,35 meter, Gunung Sahari 2,90 meter, Ancol 1,70 meter, Marunda 1,30 meter, dan Cilincing 1 meter.
Hal itu juga kini terlihat jelas di beberapa kawasan Muara Angke, sebuah bangunan harus kalah tinggi dari jalanan. Air rob dari laut yang terus menggerus kawasan ini membuat warga harus meninggikan rumah dan akses jalan.
Memang banyak problem Jakarta yang harus diselesaikan satu persatu, jika tidak semakin bertambah banyak dan semakin menumpuk yakni menghadapi penurunan muka tanah. Dari hasil pemantauan muka tanah (amblesan tanah) dengan melakukan pengukuran secara visual dan pengukuran menggunakan alat geodetic, memperlihatkan bahwa secara umum laju penurunan tanah di wilayah CAT Jakarta berkisar antara 0 - 18,2 cm/tahun.
Tak hanya penurunan muka tanah. Problem yang harus dihadapi Jakarta sejak beberapa dekade ini yakni krisis air bersih. Dalam beberapa bulan ke belakang saja, sejumlah wilayah di Jakarta Utara, seperti Kampung Bandan; Kampung Baru Kubur; dan Kampung Marlina sudah mengalami krisis air bersih. Selama berbulan-bulan, masyarakat di lokasi tersebut susah mendapatkan pasokan air bersih.
Karena adanya larangan penggunaan air tanah yang secara masif, warga terpaksa harus menggunakan air dari olahan PAM Jaya. Atau warga memilih menggunakan air pikul yang juga masih menjadi salah satu sumber warga.
Kedua problematika warga ibu Kota akan penggunaan air tanah dan krisis air bersih ini telah berlangsung sejak lama. Tapi sayang hingga kini tak juga kunjung ada penyelesaiannya. Akankah Jakarta tenggelam?