Mengenang Daan Mogot hingga Paman Prabowo dalam Tragedi Lengkong

Menhan Prabowo Subianto menabur bunga di TMP Taruna, Tangerang, Banten, Rabu (26/1/2022) pada peringatan Hari Bhakti Taruna.

Di sinilah para perwira TRI (kini TNI) dan Taruna Akmil Tangerang dimakamkan usai tragedi Lengkong (kini berlokasi di Tangsel) tanggal 25 Januari 1946.

Mengingat kembali, pada tanggal 25 Januari 1946, mayor bernama lengkap Elias Daniel Mogot itu ditugaskan untuk melucuti senjata tentara Jepang di Tangerang. Saat itu Jepang telah resmi dinyatakan kalah dari Sekutu dalam Perang Dunia II.

Misi pasukan Mayor Daan Mogot adalah untuk mencegah senjata Jepang jatuh ke tangan Belanda.

Mayor Daan Mogot memimpin 70 taruna tentara menuju tempat bermukim tentara Jepang di daerah Lengkong. Sampai di sana, Mayor Daan Mogot mengutarakan tujuan kedatangannya kepada Kapten Abe yang merupakan pimpinan pasukan Jepang.

Proses pelucutan senjata yang mulanya berjalan damai menjadi pertempuran. Bermula dari terdengarnya suara letusan senjata dan keadaan berubah menjadi panik. Tentara yang panik dan mengira diserang, serentak menembaki pasukan TRI Resimen 4. Para taruna yang berada dalam kondisi tidak terduga dan di posisi tidak menguntungkan.

Dalam baku tembak di hutan Lengkong tersebut pasukan Mayor Daan Mogot terdesak dan kalah. Mayor Daan Mogot beserta dua perwira dan 34 taruna gugur. Sedangkan yang luka-luka menjadi tahanan Jepang.

Selain Daan Mogot, paman Prabowo Subianto, Letnan Soebianto Djojohadikoesoemo dan Soejono Djojohadikoesoemo juga gugur. Prabowo turut berziarah ke makam pamannya hari ini.

Mereka dimakamkan di TMP Taruna. Di lokasi ini juga ada museum yang juga dipajang potret perwira TRI dan Taruna Akmil Tangerang yang gugur dalam tragedi Lengkong.

Bunga ditaburkan di salah satu makam perwira TRI (kini TNI) dan Taruna Akmil Tangerang yang gugur dalam tragedi Lengkong.

Menhan Prabowo Subianto menabur bunga di TMP Taruna, Tangerang, Banten, Rabu (26/1/2022) pada peringatan Hari Bhakti Taruna.
Di sinilah para perwira TRI (kini TNI) dan Taruna Akmil Tangerang dimakamkan usai tragedi Lengkong (kini berlokasi di Tangsel) tanggal 25 Januari 1946.
Mengingat kembali, pada tanggal 25 Januari 1946, mayor bernama lengkap Elias Daniel Mogot itu ditugaskan untuk melucuti senjata tentara Jepang di Tangerang. Saat itu Jepang telah resmi dinyatakan kalah dari Sekutu dalam Perang Dunia II.
Misi pasukan Mayor Daan Mogot adalah untuk mencegah senjata Jepang jatuh ke tangan Belanda.
Mayor Daan Mogot memimpin 70 taruna tentara menuju tempat bermukim tentara Jepang di daerah Lengkong. Sampai di sana, Mayor Daan Mogot mengutarakan tujuan kedatangannya kepada Kapten Abe yang merupakan pimpinan pasukan Jepang.
Proses pelucutan senjata yang mulanya berjalan damai menjadi pertempuran. Bermula dari terdengarnya suara letusan senjata dan keadaan berubah menjadi panik. Tentara yang panik dan mengira diserang, serentak menembaki pasukan TRI Resimen 4. Para taruna yang berada dalam kondisi tidak terduga dan di posisi tidak menguntungkan.
Dalam baku tembak di hutan Lengkong tersebut pasukan Mayor Daan Mogot terdesak dan kalah. Mayor Daan Mogot beserta dua perwira dan 34 taruna gugur. Sedangkan yang luka-luka menjadi tahanan Jepang.
Selain Daan Mogot, paman Prabowo Subianto, Letnan Soebianto Djojohadikoesoemo dan Soejono Djojohadikoesoemo juga gugur. Prabowo turut berziarah ke makam pamannya hari ini.
Mereka dimakamkan di TMP Taruna. Di lokasi ini juga ada museum yang juga dipajang potret perwira TRI dan Taruna Akmil Tangerang yang gugur dalam tragedi Lengkong.
Bunga ditaburkan di salah satu makam perwira TRI (kini TNI) dan Taruna Akmil Tangerang yang gugur dalam tragedi Lengkong.