Ini menjadi salah satu bukti pengabdian yang tulus dari Ninuk Dwi Wuryani (41 th) untuk terus mengajar di SMPLB/SMALB Tunarungu, Santi Rama, Jakarta Selatan. Wanita kelahiran 26 November 1981 yang juga tunarungu selalu menempuh pendidikan di SLB Tunarungu Santi Rama mulai TK hingga lulus SMALB pada tahun 2002.
Dengan semangatnya itu ia pun menyelesaikan pendidikan tinggi di universitas dan lulus 10 besar terbaik di UNJ FT IKK Jurusan Pendidikan Tata Busana tahun 2011 dan D3 di ASRIDE ISWI Jurusan Desain Mode tahun 2005.
Hingga akhirnya ia pun menyelesaikan jenjang sarjana dan memutuskan untuk meejadi guru honorer pada tahun 2007-2012 dan kemudan diangkat menjadi guru tetap Yayasan pada tahun 2012.
Kini ia mengajar Keterampilan Tata busana SMPLB/SMALB Tunarungu Santi Rama, Jakarta Selatan.
Di tengah pandemi COVID-19 saat ini yang juga sudah mulai diterapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), ia masih tetap semangat untuk mengajar.
Ninuk telah memutuskan jalan hidupnya untuk menjadi guru SLB Tuna Rungu sejak duduk di bangku kuliah. Niat untuk beribadah menjadi salah satu motivasi Ninuk untuk tetap menjadi guru SLB hingga kini.
Setiap berangkat ke sekolah untuk bekerja, ia mengaku selallu berdoa dan berniat untuk mencerdaskan hingga memberikan bekal yang terbaik untuk anak tunarungu. Ninuk mencurahkan jiwa raganya untuk mengajar anak tunarungu.
Selama menjadi guru SLB, hal yang paling bahagia ketika ia bisa melihat keberhasilan muridnya dalam bentuk apapun. Beginilah kebersamaan Ninuk sang guru yang berikhtiar untuk mencerdaskan anak-anak tunarungu. Ia pun tak membedakan prestasi yang diraih baik di dalam sekolah maupun sekolah dan akademik maupun non akademik.
Dengan kendaraan motornya tak menghalangi semangatnya meskipun terkadang hujan mengguyur saat menyusuri jalan menuju sekolah ataupun pulang kerumah. SLB Santi Rama adalah SLB yang menerima siswa dengan disabilitas rungu/Tuli.
Beginilah potret kebersamaan Ninuk Dwi Suryani bersama sang suami Ervin Andrianto yang juga Tunarungu, saat berada dirumah.
Ia dan suami merupakan alumni SLB Tuna Rungu Santi Rama, Jakarta Selatan. Ia biasa menghabiskan waktu bersama seperti di atas meja makan ini.
Selama berada dirumah, Ninuk berlaku dan bertugas selayaknya menjadi orang tua pada umumnya seperti menyuapi sang anak makan ini.
Dari pernikahannya, Ninuk memiliki dua anak, yakni Tanoshimu (Tano) dan Tazmira (Mira).
Sejak pandemi COVID-19, pihak sekolah terpaksa meliburkan siswanya. Mereka pun sama seperti sekolah lainnya, kini mulai melaksanakan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) disekolah.
Inilah potret keluarga Ninuk bersama sang suami dan kedua anaknya saat berada dirumah.
Keterampilan yang diajarkan di SLB Tunarungu Santi Rama adalah: Tata Busana, Tata Boga, Komputer, dan Otomotif. Pembelajaran keterampilan diberikan siswa dimulai pada jenjang kelas VII SMPLB hingga kelas XII SMALB. Porsi pembelajaran keterampilan yang diberikan sebanyak 70%, sedangkan 30% adalah pelajaran akademis (bahasa Indonesia, matematika, IPA, dll.)