Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur

Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan mendalam tentang dugaan genosida terhadap muslim Uighur. Sebaliknya, otoritas China menolak tuduhan pelanggaran HAM dan penindasan terhadap Uighur. Dalam berbagai kesempatan, mereka menegaskan bahwa kamp-kamp di Xinjiang sebagai pusat kejuruan yang dirancang untuk memerangi ekstremisme. Pada akhir tahun 2019, otoritas China menyebut semua orang di kamp-kamp Xinjiang telah 'lulus'.
Aksi tersebut juga sebagai bentuk ajakan memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.
Dalam aksi teatrikal itu, digambarkan muslim Uighur dirantai dan dibantai.
Aksi ini dilakukan satu bulan menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.
Kelompok aktivis yang mewakili minoritas di China membuat koalisi 'No Beijing 2022' seperti Tibet, Uighur, Mongolia Dalam dan Hongkong.
Menurut mereka Olimpiade yang seharusnya menjadi simbol global harmoni, persatuan dan perdamaian. Namun simbol tersebut tercederai oleh pelanggaran HAM dan anti demokrasi.
Bukti-bukti seperti kesaksian para penyintas kamp dan kebocoran dokumen internal Tiongkok menunjukkan satu juta muslim ditahan dan dikirim ke kamp dengan kedok terorisme dan separatisme.
Para peserta aksi menggunakan topeng dan rantai.
Aksi teatrikal ini berlangsung tertib. Hingga saat ini sudah ada beberapa negara yang menyatakan memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing secara diplomatis seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, Belgia, Selandia Baru, Kanada, Lituania, dan Skotlandia.