Dari Ban Bekas Ini, Untung Memutar Roda Kehidupan

Ban-ban bekas itu biasa ia dapatkan secara cuma-cuma dari bengkel mobil langganannya yang ada di bilangan Jakarta.

Dahulu Pak Arek menggunakan gerobak sebagai alat untuk mengambil ban-ban bekas tersebut. Kini sudah naik kelas menggunakan bentor dengan kapasitas yang lebih besar.

Namun sejak beberapa tahun terakhir ia sudah beralih menggunakan sepeda motor roda tiga untuk mengumpulkan ban-ban tersebut.

Ia biasanya hanya mengambil ban bekas tersebut di seputaran wilayah Jakarta Pusat. 

Meski pekerjaan yang ia lakukan ini bisa dibilang sederhana, namun sangat berdampak positif untuk lingkungan karena mengurangi limbah ban bekas.

Walaupun penghasilannya tidak banyak, ia selalu bersyukur dengan apa yang ia dapat. Pak Arek terkenal sangat ramah dan sering memberikan uang kepada orang-orang yang ia temuinya.

Pak Arek tinggal di kontrakan berukuran sekitar 3-6 meter yang ia sewa bersama keluarganya di kawasan Tanah Abang. 

Pak Arek memiliki 4 orang anak dan 11 cucu.

Ban bekas yang sudah ia kumpulkan tersebut dijual ke beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatera.

Saat ini pak Arek memiliki 5 orang pekerja, namun jika tidak ada pesanan ia hanya mempekerjakan 1 orang saja. 

Ban bekas tersebut ia jual ke para pembelinya dengan harga yang terhitung murah.

Biasanya ban bekas tersebut diolah untuk diambil kawat dan karetnya.

Selain itu ban bekas tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku minyak.

Di usianya yang sudah tak muda lagi, Pak Arek tetap semangat mencari nafkah demi menghidupi keluarganya dan membuat kota Jakarta bersih dari sampah ban bekas.

Di tengah kesibukannya pun, Pak Arek tetap tak lupa untuk terus beribadah.

Terima kasih Pak Arek! Kau mengajarkan kami semangat pantang menyerah dan tetap menjaga keseimbangan lingkungan dari sampah karet.

Ban-ban bekas itu biasa ia dapatkan secara cuma-cuma dari bengkel mobil langganannya yang ada di bilangan Jakarta.
Dahulu Pak Arek menggunakan gerobak sebagai alat untuk mengambil ban-ban bekas tersebut. Kini sudah naik kelas menggunakan bentor dengan kapasitas yang lebih besar.
Namun sejak beberapa tahun terakhir ia sudah beralih menggunakan sepeda motor roda tiga untuk mengumpulkan ban-ban tersebut.
Ia biasanya hanya mengambil ban bekas tersebut di seputaran wilayah Jakarta Pusat. 
Meski pekerjaan yang ia lakukan ini bisa dibilang sederhana, namun sangat berdampak positif untuk lingkungan karena mengurangi limbah ban bekas.
Walaupun penghasilannya tidak banyak, ia selalu bersyukur dengan apa yang ia dapat. Pak Arek terkenal sangat ramah dan sering memberikan uang kepada orang-orang yang ia temuinya.
Pak Arek tinggal di kontrakan berukuran sekitar 3-6 meter yang ia sewa bersama keluarganya di kawasan Tanah Abang. 
Pak Arek memiliki 4 orang anak dan 11 cucu.
Ban bekas yang sudah ia kumpulkan tersebut dijual ke beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatera.
Saat ini pak Arek memiliki 5 orang pekerja, namun jika tidak ada pesanan ia hanya mempekerjakan 1 orang saja. 
Ban bekas tersebut ia jual ke para pembelinya dengan harga yang terhitung murah.
Biasanya ban bekas tersebut diolah untuk diambil kawat dan karetnya.
Selain itu ban bekas tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku minyak.
Di usianya yang sudah tak muda lagi, Pak Arek tetap semangat mencari nafkah demi menghidupi keluarganya dan membuat kota Jakarta bersih dari sampah ban bekas.
Di tengah kesibukannya pun, Pak Arek tetap tak lupa untuk terus beribadah.
Terima kasih Pak Arek! Kau mengajarkan kami semangat pantang menyerah dan tetap menjaga keseimbangan lingkungan dari sampah karet.