Menelusuri Jejak Gajah Mada dan Sumpah Palapa yang Diikrarkannya

Makam Panggung di belakang Pendapa Agung Desa/Kecamatan Trowulan, Mojokerto diyakini sebagian orang menjadi tempat Mahapatih Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa untuk pertama kalinya, salah satunya Suroto (39), Juru Kunci Makam Panggung. Menurutnya, Mahapatih Majapahit itu semacam meminta restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa sebelum mengikrarkan sumpah untuk menyatukan Nusantara itu di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan para menteri.
Diketahui, Makam Panggung ini terletak persis di belakang Pendapa Agung Trowulan. Meski merupakan seorang juru kunci, Suroto mengatakan dirinya tidak tahu secara pasti bentuk bangunan kuno di dalamnya. Karena tempat ini sudah direnovasi beberapa kali sejak era kakeknya menjadi juru kunci tahun 1960-an. Sejak 2004, bapak dua anak ini meneruskan pekerjaan ayahnya menjadi juru kunci Makam Panggung. Menurut cerita turun temurun yang ia yakini, bangunan yang kini di tengah makam umum Dusun Nglinguk, Desa Trowulan itu tempat Raden Wijaya menerima wangsit untuk mendirikan Kerajaan Majapahit.
Penampakan relief di Pendapa Agung Trowulan, Mojokerto, yang menceritakan momen Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan para menteri di Keraton Majapahit.
 
Sementara itu, Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menjelaskan Makam Panggung tidak terkait dengan sejarah Gajah Mada. Menurutnya, beberapa sumber sejarah menyebutkan baru sebatas Candi atau Gapura Wringinlawang saja yang diduga mempunyai keterkaitan dengan Mahapatih Majapahit.
Candi atau Gapura Wringinlawang pun dikenal sebagai kediaman Gajah Mada saat menjabat sebagai Patih Majapahit. Berdasarkan Naskah Negarakertagama dan peta rekonstruksi Kota Raja Majapahit (Wilwatiktapura) buatan arsitek Belanda Henri MacLaine Pont, kediaman Mahapatih Gajah Mada di timur laut dari Kolam Segaran. Wicaksono menduga Gajah Mada semasa menjabat patih tinggal di dekat Candi Wringinlawang yang terletak di timur laut Wilwatiktapura.
Seperti diketahui, sosok Mahapatih Gajah Mada tak dapat dilepaskan dari Sumpah Palapa yang diikrarkannya. Gajah Mada dikukuhkan menjadi Patih Majapahit oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi tahun 1331 masehi. Kala itulah ia mengikrarkan Sumpah Palapa di hadapan ratu dan para menteri. Sumpah itu pun diikrarkannya dalam upaya untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Setelah Gajah Mada menyatukan Nusantara, wilayah kekuasaan Majapahit berkembang sangat luas. Meliputi seluruh Jawa (Jawa, Madura dan Kangean), seluruh Pulau Sumatera, seluruh Pulau Kalimantan, seluruh Semenanjung Melayu atau Malaka, seluruh Nusatenggara dan Bali, seluruh Sulawesi, seluruh Maluku dan seluruh Papua.
Makam Panggung di belakang Pendapa Agung Desa/Kecamatan Trowulan, Mojokerto diyakini sebagian orang menjadi tempat Mahapatih Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa untuk pertama kalinya, salah satunya Suroto (39), Juru Kunci Makam Panggung. Menurutnya, Mahapatih Majapahit itu semacam meminta restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa sebelum mengikrarkan sumpah untuk menyatukan Nusantara itu di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan para menteri.
Diketahui, Makam Panggung ini terletak persis di belakang Pendapa Agung Trowulan. Meski merupakan seorang juru kunci, Suroto mengatakan dirinya tidak tahu secara pasti bentuk bangunan kuno di dalamnya. Karena tempat ini sudah direnovasi beberapa kali sejak era kakeknya menjadi juru kunci tahun 1960-an. Sejak 2004, bapak dua anak ini meneruskan pekerjaan ayahnya menjadi juru kunci Makam Panggung. Menurut cerita turun temurun yang ia yakini, bangunan yang kini di tengah makam umum Dusun Nglinguk, Desa Trowulan itu tempat Raden Wijaya menerima wangsit untuk mendirikan Kerajaan Majapahit.
Penampakan relief di Pendapa Agung Trowulan, Mojokerto, yang menceritakan momen Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan para menteri di Keraton Majapahit. 
Sementara itu, Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menjelaskan Makam Panggung tidak terkait dengan sejarah Gajah Mada. Menurutnya, beberapa sumber sejarah menyebutkan baru sebatas Candi atau Gapura Wringinlawang saja yang diduga mempunyai keterkaitan dengan Mahapatih Majapahit.
Candi atau Gapura Wringinlawang pun dikenal sebagai kediaman Gajah Mada saat menjabat sebagai Patih Majapahit. Berdasarkan Naskah Negarakertagama dan peta rekonstruksi Kota Raja Majapahit (Wilwatiktapura) buatan arsitek Belanda Henri MacLaine Pont, kediaman Mahapatih Gajah Mada di timur laut dari Kolam Segaran. Wicaksono menduga Gajah Mada semasa menjabat patih tinggal di dekat Candi Wringinlawang yang terletak di timur laut Wilwatiktapura.
Seperti diketahui, sosok Mahapatih Gajah Mada tak dapat dilepaskan dari Sumpah Palapa yang diikrarkannya. Gajah Mada dikukuhkan menjadi Patih Majapahit oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi tahun 1331 masehi. Kala itulah ia mengikrarkan Sumpah Palapa di hadapan ratu dan para menteri. Sumpah itu pun diikrarkannya dalam upaya untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Setelah Gajah Mada menyatukan Nusantara, wilayah kekuasaan Majapahit berkembang sangat luas. Meliputi seluruh Jawa (Jawa, Madura dan Kangean), seluruh Pulau Sumatera, seluruh Pulau Kalimantan, seluruh Semenanjung Melayu atau Malaka, seluruh Nusatenggara dan Bali, seluruh Sulawesi, seluruh Maluku dan seluruh Papua.