Wow! Di Boyolali Ada Rumah Berbentuk Sepatu

Rumah sepatu tersebut berada di jalan baru, menghubungkan exit gerbang tol Boyolali dengan Alun-alun Lor dan jalur lingkar utara atau jalan Prof Soeharso, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dari exit tol di Mojosongo, bangunan ini berada di selatan atau kiri jalan. Masuk Dukuh Berdug RT 01/06 Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo.
"Keterkaitan dengan ide pendirian (bangunan) sepatu ini yang jelas kami terinspirasi perjalanan kehidupan kami," kata pemilik rumah sepatu, Dedy Saryawan, saat ditemui di rumahnya tersebut, Senin (29/11/2021).
Bangunan tersebut berlantai dua, bagian bawah berbentuk biasa dan bentuk sepatu raksasa dari beton dibangun di lantai dua, yang didesain sendiri oleh pemiliknya dengan ukuran skala sekitar 1:700.
Di depan bangunan lantai satu, Dedy juga memasang tiga media jenis MMT yang bertuliskan tentang filosofi sepatu. Antara lain bertuliskan 'Mereka saling melengkapi. Seiring sejalan. Kadang ada yang di depan, maka yang di belakang berusaha mengimbangi. Yang di depan juga harus mengalah untuk bisa diikuti', 'Tidak pernah ganti pasangan walau sudah usang dan karena dimakan usia', dan 'Sepatu: (sejalan sampai tua). Filosofi sepatu ini bisa menjadi contoh yang baik bagi arti sebuah kebersamaan dan persaudaraan kita'.
Dedy melanjutkan, di dalam bangunan sepatu raksasa tersebut dia menyediakan fasilitas bagi umat muslim untuk menjalankan ibadah. Masyarakat umum pun bisa mampir ke tempat ini untuk menjalankan salat.
Meski dilihat sudah tampak megah, Dedy mengaku pembangunan rumah sepatu raksasa ini belum selesai 100 persen. Masih ada yang belum dibangun, seperti pagar untuk naik ke lantai dua atau tempat bangunan sepatu raksasa.
Rumah sepatu tersebut berada di jalan baru, menghubungkan exit gerbang tol Boyolali dengan Alun-alun Lor dan jalur lingkar utara atau jalan Prof Soeharso, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dari exit tol di Mojosongo, bangunan ini berada di selatan atau kiri jalan. Masuk Dukuh Berdug RT 01/06 Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo.
Keterkaitan dengan ide pendirian (bangunan) sepatu ini yang jelas kami terinspirasi perjalanan kehidupan kami, kata pemilik rumah sepatu, Dedy Saryawan, saat ditemui di rumahnya tersebut, Senin (29/11/2021).
Bangunan tersebut berlantai dua, bagian bawah berbentuk biasa dan bentuk sepatu raksasa dari beton dibangun di lantai dua, yang didesain sendiri oleh pemiliknya dengan ukuran skala sekitar 1:700.
Di depan bangunan lantai satu, Dedy juga memasang tiga media jenis MMT yang bertuliskan tentang filosofi sepatu. Antara lain bertuliskan Mereka saling melengkapi. Seiring sejalan. Kadang ada yang di depan, maka yang di belakang berusaha mengimbangi. Yang di depan juga harus mengalah untuk bisa diikuti, Tidak pernah ganti pasangan walau sudah usang dan karena dimakan usia, dan Sepatu: (sejalan sampai tua). Filosofi sepatu ini bisa menjadi contoh yang baik bagi arti sebuah kebersamaan dan persaudaraan kita.
Dedy melanjutkan, di dalam bangunan sepatu raksasa tersebut dia menyediakan fasilitas bagi umat muslim untuk menjalankan ibadah. Masyarakat umum pun bisa mampir ke tempat ini untuk menjalankan salat.
Meski dilihat sudah tampak megah, Dedy mengaku pembangunan rumah sepatu raksasa ini belum selesai 100 persen. Masih ada yang belum dibangun, seperti pagar untuk naik ke lantai dua atau tempat bangunan sepatu raksasa.