Corona di Jerman Memasuki Fase 'Darurat Nasional'

Salah seorang dokter di RS Universitas Leipzig, Jerman, tengah memantau pasien COVID-19. Tingkat vaksinasi di Jerman hingga saat ini baru mencapai 67%. Hampir setengah dari pasien Corona di RS adalah orang-orang yang belum divaksinasi.
Kepala badan pengendalian penyakit menular Robert Koch Institute (RKI), Lothar Wieler melukiskan gambaran dramatis tentang perkembangan infeksi virus Corona. Ia menunjukkan bahwa di lebih dari seperempat distrik di seluruh Jerman, tingkat insiden tujuh hari berada di atas 500 infeksi baru per 100.000 orang dan banyak rumah sakit berada pada titik puncaknya.
Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus baru melonjak lebih dari 60%. Pada hari Jumat, Jerman mencatat 52.970 infeksi baru setiap hari. Sehari sebelumnya yakni pada Kamis (18/11) tercatat rekor lebih dari 65.000 kasus harian, rekor sejak awal pandemi. Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa jumlahnya kemungkinan akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa hari mendatang.
Uwe Janssens, Sekretaris Jenderal Masyarakat Jerman untuk Perawatan Intensif Internal, mengatakan kepada DW bahwa jumlahnya "benar-benar mengkhawatirkan."
Tes antigen cepat akan tetap gratis untuk semua orang. Aturan bekerja dari rumah juga akan berlaku kembali. Perawat, terutama yang bekerja di fasilitas perawatan intensif, akan menerima bonus.
Sementara itu, Komite Tetap Vaksinasi Jerman (STIKO) pada hari Kamis (18/11) merekomendasikan suntikan vaksin booster untuk semua orang dewasa. Suntikan tambahan ini harus diberikan enam bulan setelah suntikan vaksin terakhir. Namun, bisa dipersingkat menjadi lima bulan jika kapasitasnya cukup.
Gelombang COVID-19 terbaru telah membawa tekanan besar bagi rumah sakit di beberapa bagian Jerman.
 
Rumah sakit tidak hanya berjuang dalam menghadapi peningkatan pasien, tetapi juga kekurangan personel terlatih. Jam kerja yang panjang, gaji rendah, dan stres selama pandemi telah membuat orang meninggalkan pekerjaan di sektor perawatan kesehatan.
Salah seorang dokter di RS Universitas Leipzig, Jerman, tengah memantau pasien COVID-19. Tingkat vaksinasi di Jerman hingga saat ini baru mencapai 67%. Hampir setengah dari pasien Corona di RS adalah orang-orang yang belum divaksinasi.
Kepala badan pengendalian penyakit menular Robert Koch Institute (RKI), Lothar Wieler melukiskan gambaran dramatis tentang perkembangan infeksi virus Corona. Ia menunjukkan bahwa di lebih dari seperempat distrik di seluruh Jerman, tingkat insiden tujuh hari berada di atas 500 infeksi baru per 100.000 orang dan banyak rumah sakit berada pada titik puncaknya.
Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus baru melonjak lebih dari 60%. Pada hari Jumat, Jerman mencatat 52.970 infeksi baru setiap hari. Sehari sebelumnya yakni pada Kamis (18/11) tercatat rekor lebih dari 65.000 kasus harian, rekor sejak awal pandemi. Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa jumlahnya kemungkinan akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa hari mendatang.
Uwe Janssens, Sekretaris Jenderal Masyarakat Jerman untuk Perawatan Intensif Internal, mengatakan kepada DW bahwa jumlahnya benar-benar mengkhawatirkan.
Tes antigen cepat akan tetap gratis untuk semua orang. Aturan bekerja dari rumah juga akan berlaku kembali. Perawat, terutama yang bekerja di fasilitas perawatan intensif, akan menerima bonus.
Sementara itu, Komite Tetap Vaksinasi Jerman (STIKO) pada hari Kamis (18/11) merekomendasikan suntikan vaksin booster untuk semua orang dewasa. Suntikan tambahan ini harus diberikan enam bulan setelah suntikan vaksin terakhir. Namun, bisa dipersingkat menjadi lima bulan jika kapasitasnya cukup.
Gelombang COVID-19 terbaru telah membawa tekanan besar bagi rumah sakit di beberapa bagian Jerman. 
Rumah sakit tidak hanya berjuang dalam menghadapi peningkatan pasien, tetapi juga kekurangan personel terlatih. Jam kerja yang panjang, gaji rendah, dan stres selama pandemi telah membuat orang meninggalkan pekerjaan di sektor perawatan kesehatan.