Sebuah mobil melintas di samping proyek pembangunan sumur resapan di kawasan Perumahan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Senin (15/11/2021).
Memasuki musim hujan, pembangunan sumur resapan di kawasan Ibu Kota Jakarta pun terus digencarkan.
Pembangunan sumur resapan itu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi banjir maupun genangan saat musim hujan melanda Jakarta.
Menurut pekerja, di kawasan Perumahan Cipinang Indah ini dibangun 300 sumur resapan guna mengatasi banjir di area tersebut. Diketahui, DKI Jakarta menganggarkan dana lebih dari Rp 400 miliar untuk pembangunan sumur resapan 2021. Sementara untuk 2022, anggaran pembangunan sumur resapan mencapai Rp 100 miliar.
Sementara itu, program pembuatan sumur resapan di kawasan Jakarta ini menuai sorotan. Pembuatan sumur resapan di dekat Kanal Banjir Timur (KBT) pun menuai kritik dari sejumlah pihak, salah satunya dari Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor. Dia menilai pembangunan sumur resapan di atas trotoar sepanjang Jalan Raden Said Soekanto di dekat Kanal Banjir Timur (KBT) salah tempat. Azas mengatakan kawasan KBT tak perlu dilengkapi sumur resapan.
Menurutnya, KBT bisa difungsikan sebagai tempat penampungan air hujan. Daripada membangun sumur resapan, Tigor menyarankan Pemprov DKI memperbaiki saluran sekunder di KBT. Menurutnya, penyumbatan pada saluran air menjadi penyebab jalan sekitar KBT kerap terendam air hujan. Ia pun menilai proyek sumur resapan menjadi sia-sia arena dibangun di lokasi yang tidak pas. Dia juga menyoroti sumur resapan yang baru gencar dibangun di akhir tahun anggaran 2021. Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta memberikan penjelasan mengenai program sumur resapan yang dikritik FAKTA. Pemprov DKI menjelaskan soal upaya pencegahan agar tak ada genangan.
Tak hanya ketua FAKTA, PDIP DKI Jakarta juga turut mengkritik program sumur resapan yang dinilai tak bermanfaat dalam mengatasi banjir di Ibu Kota. PDIP menilai manfaat dari pembangunan sumur resapan tak sebanding dengan anggaran yang digelontorkan Pemprov DKI. Ketua F-PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan di tahun ini total anggaran untuk pembangunan sumur resapan sekitar Rp 400 miliar. Anggaran ini, sebutnya, bisa dialokasikan ke kegiatan penanganan banjir lainnya.
Untuk itu, F-PDIP akan berupaya mencoret anggaran sumur resapan dalam APBD 2022. PDIP berharap anggaran bisa dialihkan ke program normalisasi sungai. Pasalnya, kondisi sungai-sungai di Jakarta sudah tidak normal lagi. Dia juga meyakini program normalisasi efektif dalam mengendalikan banjir.