Gandeng AS hingga India, Militer Israel Gelar Latihan Udara Besar-besaran

Sejumlah jurnalis memotret pesawat F-16 Amerika yang lepas landas selama latihan udara multi-nasional di pangkalan udara Ovda dekat Eilat, Israel, Minggu (24/10/2021) lalu.

Diketahui, militer Israel menggelar latihan udara besar-besaran pada akhir pekan lalu.

Melansir AP, latihan udara multi-nasional dua tahunan yang dikenal sebagai Bendera Biru itu diketahui diikuti oleh sejumlah negara lainnya, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Yunani, India, dan Prancis.  

Latihan udara itu digelar selama dua minggu. Tampak seorang teknisi F-16 Israel tengah memeriksa rudal udara-ke-udara selama latihan udara multi-nasional dua tahunan tersebut.

Sementara itu, latihan udara besar-besaran yang digelar oleh militer Israel itu pun menarik perhatian dunia. Terlebih di tengah sorotan hubungan antara Israel dan Iran. Meski begitu, dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (26/10/2021), Kepala Operasi Angkatan Udara Israel, Amir Lazar mengatakan pada wartawan bahwa latihan itu "tidak berfokus pada Iran". Namun, para pejabat militer Israel tak mengelak bahwa republik Islam tersebut tetap menjadi ancaman strategis utama Israel dan fokus sebagian besar perencanaan militernya.

Diketahui, Israel telah mengadakan latihan militer yang diberi nama "Blue Flag" tersebut setiap dua tahun sejak 2013 di Gurun Negev. Negara-negara yang ambil bagian tahun ini di antaranya termasuk Prancis, Amerika Serikat, Jerman serta Inggris.

Dengan lebih dari 70 jet tempur -- termasuk Mirage 2000, Rafale dan F-16 -- dan sekitar 1.500 personel yang terlibat, latihan tersebut menjadi latihan terbesar yang pernah diadakan di Israel, ujar Lazar kepada wartawan di pangkalan udara Ovda selatan.

Sebelumnya pada Minggu (24/10), Lazar menyebut perjanjian normalisasi hubungan yang dilakukan Israel tahun lalu dengan beberapa negara Arab, termasuk UEA, Bahrain dan Maroko telah "membuka berbagai peluang". Israel "sangat menantikan untuk menjadi tuan rumah bagi Angkatan Udara Emirat" di masa depan, tambahnya.

Lebih lanjut Lazar mengatakan latihan "Blue Flag" sebagian ditujukan untuk menyelaraskan berbagai jenis pesawat yang dikemudikan oleh berbagai negara untuk melawan drone bersenjata dan ancaman lainnya. Selain program nuklir Iran, Israel menyoroti soal armada pesawat tak berawak (drone) yang diklaimnya dikirimkan oleh Teheran ke proksinya di Timur Tengah, termasuk di Yaman, Suriah, dan Lebanon.

Menurut Lazar, Iran saat ini fokus "membangun kekuatan UAV (kendaraan udara tak berawak)." Dia juga menambahkan bahwa tak menutup kemungkinan "suatu hari nanti" negara-negara yang berpartisipasi dalam latihan itu akan "bekerja sama" untuk melawan ancaman Iran.

Sejumlah jurnalis memotret pesawat F-16 Amerika yang lepas landas selama latihan udara multi-nasional di pangkalan udara Ovda dekat Eilat, Israel, Minggu (24/10/2021) lalu.
Diketahui, militer Israel menggelar latihan udara besar-besaran pada akhir pekan lalu.
Melansir AP, latihan udara multi-nasional dua tahunan yang dikenal sebagai Bendera Biru itu diketahui diikuti oleh sejumlah negara lainnya, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Yunani, India, dan Prancis.  
Latihan udara itu digelar selama dua minggu. Tampak seorang teknisi F-16 Israel tengah memeriksa rudal udara-ke-udara selama latihan udara multi-nasional dua tahunan tersebut.
Sementara itu, latihan udara besar-besaran yang digelar oleh militer Israel itu pun menarik perhatian dunia. Terlebih di tengah sorotan hubungan antara Israel dan Iran. Meski begitu, dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (26/10/2021), Kepala Operasi Angkatan Udara Israel, Amir Lazar mengatakan pada wartawan bahwa latihan itu tidak berfokus pada Iran. Namun, para pejabat militer Israel tak mengelak bahwa republik Islam tersebut tetap menjadi ancaman strategis utama Israel dan fokus sebagian besar perencanaan militernya.
Diketahui, Israel telah mengadakan latihan militer yang diberi nama Blue Flag tersebut setiap dua tahun sejak 2013 di Gurun Negev. Negara-negara yang ambil bagian tahun ini di antaranya termasuk Prancis, Amerika Serikat, Jerman serta Inggris.
Dengan lebih dari 70 jet tempur -- termasuk Mirage 2000, Rafale dan F-16 -- dan sekitar 1.500 personel yang terlibat, latihan tersebut menjadi latihan terbesar yang pernah diadakan di Israel, ujar Lazar kepada wartawan di pangkalan udara Ovda selatan.
Sebelumnya pada Minggu (24/10), Lazar menyebut perjanjian normalisasi hubungan yang dilakukan Israel tahun lalu dengan beberapa negara Arab, termasuk UEA, Bahrain dan Maroko telah membuka berbagai peluang. Israel sangat menantikan untuk menjadi tuan rumah bagi Angkatan Udara Emirat di masa depan, tambahnya.
Lebih lanjut Lazar mengatakan latihan Blue Flag sebagian ditujukan untuk menyelaraskan berbagai jenis pesawat yang dikemudikan oleh berbagai negara untuk melawan drone bersenjata dan ancaman lainnya. Selain program nuklir Iran, Israel menyoroti soal armada pesawat tak berawak (drone) yang diklaimnya dikirimkan oleh Teheran ke proksinya di Timur Tengah, termasuk di Yaman, Suriah, dan Lebanon.
Menurut Lazar, Iran saat ini fokus membangun kekuatan UAV (kendaraan udara tak berawak). Dia juga menambahkan bahwa tak menutup kemungkinan suatu hari nanti negara-negara yang berpartisipasi dalam latihan itu akan bekerja sama untuk melawan ancaman Iran.