Penampakan Pohon Asam Raksasa yang Ada di Tengah Pasar Klaten

Dua pohon asam Jawa raksasa yang tumbuh di tengah kompleks Pasar Klepu, Desa Klepu, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah punya keunikan tersendiri. Meskipun pohon berusia lebih dari 200 tahun itu tumbuh di tengah pasar, tetapi tidak pernah ada warga yang jadi korban tertimpa dahan rantingnya.
Bakir, seorang pedagang sayur, mengatakan dirinya berjualan di bawah pohon asam sudah sekitar 20 tahun. Sekilas menakutkan karena pohon ukuran besar tapi aman dan tidak angker.
Warga Desa Klepu, Rohadi (65) mengatakan keunikan dua pohon asam Jawa raksasa itu karena tidak pernah ada yang tertimpa dahan. Meskipun hujan dan angin juga pernah. Dikatakan Rohadi, saat terjadi hujan dan angin kencang pernah beberapa kali dahan patah. Tapi terjadinya selalu sore dan malam saat pedagang dan warga tidak ada.
Kuncoro, ahli waris pemilik lahan pasar mengatakan dahan pohon pernah juga payah beberapa kali. Tapi selalu sore atau malam hari kejadiannya. "Pernah beberapa kali saat ada angin ribut tapi jatuh sore atau malam. Tapi meskipun begitu setiap musim hujan kita pangkas agar tidak berbahaya," ungkap Kuncoro pada detikcom.
Sarno pemangkas pohon mengatakan dahannya saja sangat keras. Saat digergaji sampai keluar asap dari kayu. "Kayunya kaya besi, digergaji keluar asap karena kerasnya. Memotong satu dahan diameter 15 cm saja butuh satu jam, dua batang saja butuh 2 liter bahan bakar," kata Sarno yang juga warga Desa Klepu pada detikcom di lokasi.
Sebelumnya diberitakan, dua pohon raksasa berdiri di tengah Pasar Klepu, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Dua pohon yang usianya disebut lebih dari 200 tahun itu konon tempat Pangeran Diponegoro menambatkan kuda. "Pohon ini sudah ada di zaman Pangeran Diponegoro tahun 1800-an. Cerita turun-temurun mbah saya, Pangeran Diponegoro sering transit di sini," ungkap ahli waris kompleks Pasar Klepu, Kuncoro (40), kepada detikcom, Sabtu (23/10/2021).
Dua pohon asam Jawa raksasa yang tumbuh di tengah kompleks Pasar Klepu, Desa Klepu, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah punya keunikan tersendiri. Meskipun pohon berusia lebih dari 200 tahun itu tumbuh di tengah pasar, tetapi tidak pernah ada warga yang jadi korban tertimpa dahan rantingnya.
Bakir, seorang pedagang sayur, mengatakan dirinya berjualan di bawah pohon asam sudah sekitar 20 tahun. Sekilas menakutkan karena pohon ukuran besar tapi aman dan tidak angker.
Warga Desa Klepu, Rohadi (65) mengatakan keunikan dua pohon asam Jawa raksasa itu karena tidak pernah ada yang tertimpa dahan. Meskipun hujan dan angin juga pernah. Dikatakan Rohadi, saat terjadi hujan dan angin kencang pernah beberapa kali dahan patah. Tapi terjadinya selalu sore dan malam saat pedagang dan warga tidak ada.
Kuncoro, ahli waris pemilik lahan pasar mengatakan dahan pohon pernah juga payah beberapa kali. Tapi selalu sore atau malam hari kejadiannya. Pernah beberapa kali saat ada angin ribut tapi jatuh sore atau malam. Tapi meskipun begitu setiap musim hujan kita pangkas agar tidak berbahaya, ungkap Kuncoro pada detikcom.
Sarno pemangkas pohon mengatakan dahannya saja sangat keras. Saat digergaji sampai keluar asap dari kayu. Kayunya kaya besi, digergaji keluar asap karena kerasnya. Memotong satu dahan diameter 15 cm saja butuh satu jam, dua batang saja butuh 2 liter bahan bakar, kata Sarno yang juga warga Desa Klepu pada detikcom di lokasi.
Sebelumnya diberitakan, dua pohon raksasa berdiri di tengah Pasar Klepu, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Dua pohon yang usianya disebut lebih dari 200 tahun itu konon tempat Pangeran Diponegoro menambatkan kuda. Pohon ini sudah ada di zaman Pangeran Diponegoro tahun 1800-an. Cerita turun-temurun mbah saya, Pangeran Diponegoro sering transit di sini, ungkap ahli waris kompleks Pasar Klepu, Kuncoro (40), kepada detikcom, Sabtu (23/10/2021).