Pengarahan tersebut dilakukan dengan sistem TGF ( Tactical Floor Game).
Sistem TFG merupakan metode dalam latihan guna menguji pemahaman pelaku terhadap rencana operasi yang telah disusun.
Melalui TFG akan tergambarkan situasi jalannya operasi latihan yang akan dilaksanakan, waktu perwaktu siapa berbuat apa akan tergambar secara gamblang di atas peta TFG.
Jadi setiap tim menjelaskan tugasny secara detail dan memperagakan miniaturnya sesuai arah dalam peta.
Latihan ini akan dipusatkan di Pulau Dabo Singkep.
Latihan ini nantinya akan menyertakan personil 3984 orang, 35 kapal, 20 pesawat TNI AL dan 30 kendaraan tempur marinir. Acara ini berlangsung pada 22-25 Oktober.
Sebelumnya, Pangkoarmada l selaku Panglima Komando Tugas Gabungan Operasi Pendaratan Amfibi (Pangkogasgabfib) telah melakukan pengecekan kesiapan personel dan alutsista yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi secara virtual.
Adapun yang menjadi tujuan dari latihan itu, selain untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AL, adalah untuk mengetahui tingkat kesiapan operasional. Sekaligus sebagai tolok ukur hasil pembinaan latihan serta keterpaduan komponen Sistem Senjata Armada Terpadu.
Latihan operasi ini akan melibatkan sistem kesenjataan TNI AL dari Komando Armada I, Komando Armada II, Pusat Penerbangan TNI AL, Korps Marinir, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL.
Perlu diketahui Latihan Operasi Amfibi merupakan latihan parsial Armada Jaya XXXIX/2021 yang sempat tertunda pada awal April akibat kasus COVID- 19 yang saat itu meningkat pesat di RI. saat itu, unsur-unsur yang terlibat latihan sudah bersiap untuk dikerahkan namun perkembangan terbaru soal COVID-19 membuat semua itu ditunda.