Badut Jalanan Ibu Kota yang Kian Merana

Salah satu pengamen badut itu bernama Pian Hafiz yang telah menjalani profesi jalanan dengan mengenakan topeng dan kostum dinosaurus sejak tahun 2018.
Pria kelahiran 9 Juni 1992 ini memilih bekerja sebagai badut jalanan karena terpaksa dan tidak memiliki pekerjaan lain. Awalnya Pian bekerja sebagai PPSU di Kelurahan Pisangan Timur. Tetapi karena ada sesuatu hal membuat kontrak Pian tidak diperpanjang.
Kala itu Pian telah menikah secara siri dengan seorang wanita yang ia cintai. Pernikahan itu dilakukan karena tak mendapat restu dari keluarganya. Pian bersama istrinya telah mengandung seorang anak tetapi meninggal di dalam kandungan.
Karena keterbatasan ekonomi dan halangan dari keluarga membuat dia harus rela melepas istrinya. Dan saat ini Pian juga menjadi anak yatim piatu karena Ibu dan Bapaknya telah tiada. Tetapi beliau tetap mengunjungi makam mendiang orang tuanya.
Pian yang hanya lulusan SMP ini terpaksa menjadi badut jalanan karena lamaran pekerjaanya yang selalu ditolak dan membuat dia menjadi pengagguran.
Cerita awal ia ingin menjadi badut jalanan dengan kostum dinosaurus itu karena sebelumnya ia terpaksa menjadi pemulung dengan mengumpulkan botol bekas untuk dijual kepada pengepul. Sejak saat itulah ia kumpulkan duitnya guna menambah biaya untuk membeli kostum badut dinosaurus.
Sebelum menjadi badut, ia juga harus melakoni jadi tukang bangunan dan tukang cuci piring untuk menambah biaya tambahan membeli kostum dinosaurus seharga Rp. 800.000.
Pian yang memilih berprofesi sebagai badut jalanan ini kerap kali direndahkan oleh warga kampung sekitar, walaupun masih ada sedikit juga warga yang mendukungnya.
Salah satu keluarga yang saat ini mendukung dan menyayangi Pian dengan tulus adalah kakak perempuannya yang biasa disebut Mpok Rini. Pian dan mpok Rini tinggal satu rumah dengan kakak iparnya, kakak laki-lakinya dan anak mpoknya.
Dalam sehari, saat Pian menjadi badut jalanan ia harus rela berkeliling jalan kaki sejauh 10-15 km. Awalnya dia memakai kostum badut tetapi karena tidak mendapatkan penghasilan yang banyak dari kostum itu akhirnya dia beralih ke kostum dinosaurus.
Berjalan kaki dari rumahnya di kawasan Pisangan Timur menyusuri jalan yang memutar agar rutenya lebih jauh guna mendapatkan kesempatan banyak untuk mencari nafkah.
Pian terus giat dan gigih bekerja menyusuri jalanan dengan kostum dinosaurus yang ditemani dengan musik hanya berharap mendapatkan rejeki untuk hidup dan makan. Dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp 100 ribu-Rp 200 ribu.
Pian selalu Ikhlas menjalani itu semua dengan lapang dada. Walaupun hinaan terus berdatangan dari warga sekitar. Satu pesan yang selalu diingat oleh mendiang almarhum orang tuanya adalah selalu mencari rezeki yang halal dan berbuat baik kepada siapapun walaupun keadaan lagi susah.
Di masa pandemi COVID-19 yang serba sulit ini membuat kesempatan Pian untuk mendapatkan pekerjaan baru semakin sulit. Memang harapannya dia ingin segera mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ke depanya demi mempersiapkan masa depan yang terarah dan halal.
Bagi Pian menjalani profesi sebagai badut jalanan adalah jalan yang mulia mencari nafkah. Walaupun hasilnya tidak seberapa tetapi tindakanya lebih terpuji dibandingkan para pencuri uang rakyat. Badut jalanan memang seringkali dianggap permasalahan sosial yang tak pernah usai sehingga seringkali mereka ditangkapi oleh para petugas. Tapi demi urusan perut dan memberikan nafkah keluarga menjadikan seseorang terpaksa menjalani profesi tersebut. Bantu dan kurangi beban mereka dengan memberikan solusi bukan hanya memancing emosi.