Potret Mantan Akuntan yang Kini Jadi Penyelamat Penyu di Kenya

Fikiri Kiponda menggendong seekor penyu hijau yang akan dilepasliarkan setelah sebelumnya tak sengaja tersangkut jaring nelayan di Kenya.
Pria berusia 44 tahun itu kini mendedikasikan dirinya untuk melindungi penyu yang terancam punah karena berbagai faktor, mulai dari polusi hingga diburu untuk dijual sebagai makanan maupun pengobatan tradisional.
Melansir AP, Kiponda sebelumnya bekerja sebagai seorang akuntan. Namun kini ia memilih untuk menjadi pelindung para penyu yang terdampar maupun tersangkut jaring nelayan di Kenya.
 
Kiponda kerap dihubungi saat warga maupun para nelayan menemukan penyu terdampar atau tersangkut di jaring penangkap ikan mereka. Usai mendapat panggilan, ia bergegas menuju lokasi untuk memeriksa kondisi penyu tersebut.
Pemeriksaan penting dilakukan untuk mengetahui kondisi penyu apakah terluka maupun membutuhkan perawatan intensif sebelum kembali dilepasliarkan.
Biasanya penyu-penyu yang terdampar maupun tersangkut di jaring nelayan dengan kondisi terluka akan lebih dahulu dirawat di pusat rehabilitasi sebelum dilepaskan kembali ke Taman Laut Nasional Watamu.
 
Kiponda mengatakan, momen menyelamatkan penyu dan melepasliarkannya ke alam bebas memberikan perasaan yang luar biasa untuk dirinya. Hal itu lah yang membuatnya terus berupaya untuk menyelamatkan penyu-penyu yang terdampar maupun tersangkut jaring nelayan.
Diketahui, Kenya memiliki 5 spesies penyu. Semua jenis itu pun diakui secara internasional sebagai hewan-hewan yang terancam punah dan dilindungi oleh hukum setempat. Hukuman bagi pelaku penangkapan hewan-hewan terancam punah ini pun tak main-main, ancaman hukuman penjara seumur hidup menanti para pemburu hewan-hewan dilindungi.
Tak hanya melakukan penyelamatan, Kiponda bersama organisasi Konservasi Laut Lokal juga turut memberikan edukasi kepada masyarakat setempat terkait pentingnya menjaga kelestarian laut serta menciptakan lingkungan laut yang sehat sebagai tempat tinggal serta sumber penghidupan para warga di pesisir tersebut.
Lebih dari 350 nelayan di Watamu telah bekerja sama dengan kelompok Kiponda untuk melestarikan penyu-penyu di Kenya. Diketahui, sebelumnya sejumlah pelayan itu kerap menangkap penyu untuk dijual menjadi makanan, obat tradisional, maupun untuk menyimpan cangkangnya sebagai piala.
 
Warga sekitar pun diedukasi akan pentingnya mengurangi penggunaan sampah plastik dan tidak membuang sampah ke lautan. Pasalnya sampah-sampah itu turut membahayakan para hewan laut yang hidup dan mencari makan dari lautan. Sampah-sampah plastik menjadi berbahaya karena tak jarang dimakan penyu dan hewan-hewan laut lainnya yang dapat menyebabkan penyumbatan internal yang bisa berakibat fatal.
 
Aksi Kiponda bersama kelompoknya yang tak lelah menyelamatkan para penyu serta mengedukasi masyarakat sekitar akan pentingnya melestarikan hewan-hewan laut, khususnya yang termasuk dalam kategori terancam punah, diharapkan dapat mengantisipasi kepunahan penyu di Kenya agar tetap dapat lestari hingga generasi yang akan datang.
Fikiri Kiponda menggendong seekor penyu hijau yang akan dilepasliarkan setelah sebelumnya tak sengaja tersangkut jaring nelayan di Kenya.
Pria berusia 44 tahun itu kini mendedikasikan dirinya untuk melindungi penyu yang terancam punah karena berbagai faktor, mulai dari polusi hingga diburu untuk dijual sebagai makanan maupun pengobatan tradisional.
Melansir AP, Kiponda sebelumnya bekerja sebagai seorang akuntan. Namun kini ia memilih untuk menjadi pelindung para penyu yang terdampar maupun tersangkut jaring nelayan di Kenya. 
Kiponda kerap dihubungi saat warga maupun para nelayan menemukan penyu terdampar atau tersangkut di jaring penangkap ikan mereka. Usai mendapat panggilan, ia bergegas menuju lokasi untuk memeriksa kondisi penyu tersebut.
Pemeriksaan penting dilakukan untuk mengetahui kondisi penyu apakah terluka maupun membutuhkan perawatan intensif sebelum kembali dilepasliarkan.
Biasanya penyu-penyu yang terdampar maupun tersangkut di jaring nelayan dengan kondisi terluka akan lebih dahulu dirawat di pusat rehabilitasi sebelum dilepaskan kembali ke Taman Laut Nasional Watamu. 
Kiponda mengatakan, momen menyelamatkan penyu dan melepasliarkannya ke alam bebas memberikan perasaan yang luar biasa untuk dirinya. Hal itu lah yang membuatnya terus berupaya untuk menyelamatkan penyu-penyu yang terdampar maupun tersangkut jaring nelayan.
Diketahui, Kenya memiliki 5 spesies penyu. Semua jenis itu pun diakui secara internasional sebagai hewan-hewan yang terancam punah dan dilindungi oleh hukum setempat. Hukuman bagi pelaku penangkapan hewan-hewan terancam punah ini pun tak main-main, ancaman hukuman penjara seumur hidup menanti para pemburu hewan-hewan dilindungi.
Tak hanya melakukan penyelamatan, Kiponda bersama organisasi Konservasi Laut Lokal juga turut memberikan edukasi kepada masyarakat setempat terkait pentingnya menjaga kelestarian laut serta menciptakan lingkungan laut yang sehat sebagai tempat tinggal serta sumber penghidupan para warga di pesisir tersebut.
Lebih dari 350 nelayan di Watamu telah bekerja sama dengan kelompok Kiponda untuk melestarikan penyu-penyu di Kenya. Diketahui, sebelumnya sejumlah pelayan itu kerap menangkap penyu untuk dijual menjadi makanan, obat tradisional, maupun untuk menyimpan cangkangnya sebagai piala. 
Warga sekitar pun diedukasi akan pentingnya mengurangi penggunaan sampah plastik dan tidak membuang sampah ke lautan. Pasalnya sampah-sampah itu turut membahayakan para hewan laut yang hidup dan mencari makan dari lautan. Sampah-sampah plastik menjadi berbahaya karena tak jarang dimakan penyu dan hewan-hewan laut lainnya yang dapat menyebabkan penyumbatan internal yang bisa berakibat fatal. 
Aksi Kiponda bersama kelompoknya yang tak lelah menyelamatkan para penyu serta mengedukasi masyarakat sekitar akan pentingnya melestarikan hewan-hewan laut, khususnya yang termasuk dalam kategori terancam punah, diharapkan dapat mengantisipasi kepunahan penyu di Kenya agar tetap dapat lestari hingga generasi yang akan datang.