Begini Kondisi di Penjara Ekuador Usai Bentrokan Maut

Bentrokan antara geng narapidana di penjara Ekuador menewaskan 116 orang. Bentrokan berdarah yang terjadi di penjara Litoral itu bahkan disebut sebagai pembantaian di dalam penjara terburuk dalam sejarah Ekuador.
Selain 116 orang tewas, sekitar 80 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Presiden Guillermo Lasso menetapkan masa darurat bagi sistem penjara Ekuador, yang mengizinkan pemerintah untuk mengerahkan personel kepolisian dan militer ke lembaga-lembaga pemasyarakatan setempat.
Otoritas setempat menyebut bentrokan berdarah yang terjadi pada Selasa (28/9) waktu setempat itu dipicu oleh geng-geng narapidana yang terkait kartel narkoba internasional yang memperebutkan kendali di dalam penjara. Sebelumnya, komandan polisi setempat, Fausto Buenano, menyatakan bahwa jenazah juga ditemukan di dalam saluran pipa di kompleks penjara tersebut.
 
Sementara itu, di luar penjara, berdatangan ke sana untuk mencari tahu kabar para anggota keluarganya.
Kerabat para narapidana pun hanya bisa menangis, dengan beberapa menuturkan kepada wartawan soal kekejaman yang dialami keluarga tercinta mereka yang disebut dibunuh, dipenggal dan bahkan dimutilasi.
Mantan Direktur Intelijen Militer Ekuador, Kolonel Mario Pazmino, menyebut bentrokan berdarah ini menunjukkan bahwa 'kejahatan terorganisir transnasional telah menembus struktur' penjara-penjara di Ekuador, sembari menyebut bahwa kartel narkoba Meksiko seperti Sinaloa dan Jalisco New Generation beroperasi melalui geng-geng lokal.
Bentrokan di dalam penjara ini pun bukan kali pertama terjadi di Ekuador. Insiden serupa pernah terjadi di tiga penjara berbeda di Ekuador pada Februari lalu, yang menewaskan total 79 narapidana. Pada Juli lalu, sedikitnya 22 narapidana tewas di penjara Litoral dan pada September, sebuah penjara setempat diserang drone namun untuknya tidak ada korban jiwa.
Bentrokan antara geng narapidana di penjara Ekuador menewaskan 116 orang. Bentrokan berdarah yang terjadi di penjara Litoral itu bahkan disebut sebagai pembantaian di dalam penjara terburuk dalam sejarah Ekuador.
Selain 116 orang tewas, sekitar 80 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Presiden Guillermo Lasso menetapkan masa darurat bagi sistem penjara Ekuador, yang mengizinkan pemerintah untuk mengerahkan personel kepolisian dan militer ke lembaga-lembaga pemasyarakatan setempat.
Otoritas setempat menyebut bentrokan berdarah yang terjadi pada Selasa (28/9) waktu setempat itu dipicu oleh geng-geng narapidana yang terkait kartel narkoba internasional yang memperebutkan kendali di dalam penjara. Sebelumnya, komandan polisi setempat, Fausto Buenano, menyatakan bahwa jenazah juga ditemukan di dalam saluran pipa di kompleks penjara tersebut. 
Sementara itu, di luar penjara, berdatangan ke sana untuk mencari tahu kabar para anggota keluarganya.
Kerabat para narapidana pun hanya bisa menangis, dengan beberapa menuturkan kepada wartawan soal kekejaman yang dialami keluarga tercinta mereka yang disebut dibunuh, dipenggal dan bahkan dimutilasi.
Mantan Direktur Intelijen Militer Ekuador, Kolonel Mario Pazmino, menyebut bentrokan berdarah ini menunjukkan bahwa kejahatan terorganisir transnasional telah menembus struktur penjara-penjara di Ekuador, sembari menyebut bahwa kartel narkoba Meksiko seperti Sinaloa dan Jalisco New Generation beroperasi melalui geng-geng lokal.
Bentrokan di dalam penjara ini pun bukan kali pertama terjadi di Ekuador. Insiden serupa pernah terjadi di tiga penjara berbeda di Ekuador pada Februari lalu, yang menewaskan total 79 narapidana. Pada Juli lalu, sedikitnya 22 narapidana tewas di penjara Litoral dan pada September, sebuah penjara setempat diserang drone namun untuknya tidak ada korban jiwa.