Penampakan Situs Tua Munjul yang Muncul Saat Waduk Jatigede Surut

Kondisi menyusutnya permukaan air Waduk Jatigede dalam beberapa bulan terakhir, tidak hanya memunculkan puing-puing bekas bangunan rumah warga, namun juga memunculkan beberapa situs pemakaman tua. Seperti Situs Munjul di Kampung Munjul, Desa Sukamenak, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang.
Situs Munjul berada di dua lokasi yang berdekatan. Situs Munjul Satu merupakan tempat pemakaman dari Eyang Dipasinga dan Nyimas Ronggeng Sadunia.
 
Sementara untuk Situs Munjul Dua yang awalnya hanya tempat bersemayamnya Lingga Buana, kini ditempati juga oleh pemakaman dari Dipa Laksana, Eyang Nangga Pati, Trah Pati dan Boga Pati dari Situs Pemakaman Babuy dan Betok yang terkena dampak penggenangan di tengah Waduk Jatigede.
 
Sahman Sutisna (55), juru kunci di kedua makam tersebut mengatakan Situs Munjul merupakan situs pemakaman dari para leluhur Sumedang.
Sutisna menjelaskan makam Dipa Singa yang terdapat di Situs Munjul Satu, dulunya merupakan seorang penasehat dari kerajaan Sumedang Larang. Sementara Nyimas Ronggeng dulunya merupakan seorang penari Ronggeng yang kerap tampil pada masa Hindia Belanda.
Dia mengungkapkan saat kondisi permukaan air di Waduk Jatigde mencapai 260 meter di atas permukaan laut (Mdpl) maka Situs Munjul Satu akan terendam, sementara Situs Munjul dua akan membentuk sebuah pulau. Kondisi itu terjadi diantara bulan November sampai Maret.
Saat ini, kedua Situs tersebut tampak muncul sejak permukaan air Waduk Jatigede mengalami penyusutan dalam empat bulan terakhir atau sejak akhir April 2021.
Diketahui, Situs Munjul kini menjadi salah satu lokasi Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Kondisi menyusutnya permukaan air Waduk Jatigede dalam beberapa bulan terakhir, tidak hanya memunculkan puing-puing bekas bangunan rumah warga, namun juga memunculkan beberapa situs pemakaman tua. Seperti Situs Munjul di Kampung Munjul, Desa Sukamenak, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang.
Situs Munjul berada di dua lokasi yang berdekatan. Situs Munjul Satu merupakan tempat pemakaman dari Eyang Dipasinga dan Nyimas Ronggeng Sadunia. 
Sementara untuk Situs Munjul Dua yang awalnya hanya tempat bersemayamnya Lingga Buana, kini ditempati juga oleh pemakaman dari Dipa Laksana, Eyang Nangga Pati, Trah Pati dan Boga Pati dari Situs Pemakaman Babuy dan Betok yang terkena dampak penggenangan di tengah Waduk Jatigede. 
Sahman Sutisna (55), juru kunci di kedua makam tersebut mengatakan Situs Munjul merupakan situs pemakaman dari para leluhur Sumedang.
Sutisna menjelaskan makam Dipa Singa yang terdapat di Situs Munjul Satu, dulunya merupakan seorang penasehat dari kerajaan Sumedang Larang. Sementara Nyimas Ronggeng dulunya merupakan seorang penari Ronggeng yang kerap tampil pada masa Hindia Belanda.
Dia mengungkapkan saat kondisi permukaan air di Waduk Jatigde mencapai 260 meter di atas permukaan laut (Mdpl) maka Situs Munjul Satu akan terendam, sementara Situs Munjul dua akan membentuk sebuah pulau. Kondisi itu terjadi diantara bulan November sampai Maret.
Saat ini, kedua Situs tersebut tampak muncul sejak permukaan air Waduk Jatigede mengalami penyusutan dalam empat bulan terakhir atau sejak akhir April 2021.
Diketahui, Situs Munjul kini menjadi salah satu lokasi Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.