Fenomena Kampung Janda, Seperti Apa Realitanya?

Yups, memang sejak dulu sebagian penghuni Kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor itu dikenal sebagai 'Kampung Janda' dari dunia maya. Rata-rata dari mereka itu menjanda akibat ditinggal mati suaminya sebagai penambang pasir, baik dari menggali dan menyaring pasir, hingga pemecah batu, untuk menghidupi keluarganya. 

Tambang yang mereka kerjakan itu berada di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango. Dengan istilah yang terdengar negatif itu, para tokoh masyarakat yang ada disana murka akan pelabelan kampung tersebut. Padahal, tak ada yang berbeda dengan kampung-kampung pada umumnya. Tak tanggung-tanggung ada saja sejumlah tamu yang datang dari jauh ke kampung tersebut hanya untuk mencari janda.    

Stigma negatif akan kampung ini diperkuat dengan berita disertai foto yang kurang pantas bertebaran di dunia maya, jika tidak segera diperbaiki maka cerita akan kampung ini akan terus melegenda hingga turun temurun. Kampung Panyarang yang berada di lereng gunung salak ini juga memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sayang, di balik itu permasalahan pun kian bermunculan ke permukaan salah satunya yakni pertambangan ilegal.

Salah satunya desa ini sempat mengalami krisis pendidikan sekitar tahun 1996 akibat sumber daya alam yang menggiurkan, salah satunya galian tambang. Para penambang batu ini bergelantungan dengan hanya menggunakan seutas tali sebagai pegangan saat menambang, lahan yang diwariskan secara turun temurun ini terus beroperasi meski penghasilannya hanya berkisar antara 50-70 ribu rupiah sehari.

Seperti yang terlihat pada pagi yang cerah di Kampung Panyarang ini. Pagi hari disambut dengan suara truk pembawa hasil galian berlalu lalang, melintas ke kampung seberang untuk mencari material tambang. Maka tak heran, dengan sumber daya alam yang melimpah membuat warga kampung ini pun terlena, bebatuan yang dipukul secara tradisional juga bisa menghasilkan petaka, seperti banyak korban yang sudah berguguran akibat kecelakaan kerja.

Beginilah kondisi dan gambaran kehidupan di kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor yang sudah terlanjur dikenal orang sebagai 'Kampung Janda'. Realitanya, kehidupan di desa ini tampak seperti biasa saja selayaknya dan pada umumnya.

Anak-anak di desa itu pun sudah banyak yang bersekolah guna mengejar impian dan cita-citanya. Mereka harus bisa menjadi orang yang lebih berguna bagi keluarga, nusa dan bangsa.

Abdulloh salah satu penghuni desa tersebut juga menyayangkan akan julukan untuk kampung tersebut, sehingga memancing orang yang datang jauh-jauh ke desa ini justru tidak menemukan adanya Kampung Janda seperti yang dibayangkan di internet.

Kehidupan kampung yang berjalan layaknya sebuah desa pada umumnya itu pun berharap cerita yang tersebar di internet itu seakan menjadi “bom waktu” bagi masyarakat di kampung tersebut, sebab warga amat marah dengan istilah dan julukan 'Kampung Janda' tersebut.

Memang, bila ditelusuri lebih jauh lagi, warga Kampung Panyarang itu adalah merupakan istri dari korban kecelakaan tambang yang kini telah menikah lagi. Hanya tersisa Ijah dan satu orang yang tidak menikah usai kejadian tersebut hingga merengut nyawa suaminya akibat bekerja di tambang tersebut.

Berbanding terbalik dengan gambar yang marak di internet akan kata janda, kegiatan ibu-ibu di kampung ini sangat religius. Hampir setiap hari pengajian digelar rutin dan tampak tak pernah sepi.

Majelis yang digelar setiap pagi terus disambut antusias oleh ibu-ibu di kampung ini, lokasinya pun bergantian sehingga silaturahmi antar warga sangat terjaga.

Dengan demikian, warga tak ingin ada lagi istilah Kampung Janda di Kampung Panyarang ataupun Desa Ciburayut, Bogor ini.

Ini adalah Ijah dan satu orang lainnya yang memilih tidak menikah usai kejadian yang memilukan saat kehilangan suaminya. Meskipun menjanda, Ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya menjaga marwah dalam hidupnya.

Iim Rohimah (51) Pernah menjadi kuli tambang bersama suaminya sejak tahun 2013 hingga 2020 ia dan suaminya kapok menjadi kuli tambang sebab penghasilannya tak pernah tepat waktu ditambah resiko kerja yang sangat tinggi. Ibu beranak 10 ini kini bekerja sebagai buruh tani panggilan.

Siti Puadiah (42) memegangi foto pernikahannya, tak semua janda di kampung ini merupakan korban kecelakaan kerja tambang. Pupuh merupakan salah satu janda yang pisah dengan suami melalui putusan pengadilan beberapa tahun silam.

Akankah stigma 'Kampung Janda' terus akan melekat di Kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor itu setelah melihat foto-foto ini? Jawabannya hanya ada pada pembaca detik sekalian. 

Yups, memang sejak dulu sebagian penghuni Kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor itu dikenal sebagai Kampung Janda dari dunia maya. Rata-rata dari mereka itu menjanda akibat ditinggal mati suaminya sebagai penambang pasir, baik dari menggali dan menyaring pasir, hingga pemecah batu, untuk menghidupi keluarganya. 
Tambang yang mereka kerjakan itu berada di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango. Dengan istilah yang terdengar negatif itu, para tokoh masyarakat yang ada disana murka akan pelabelan kampung tersebut. Padahal, tak ada yang berbeda dengan kampung-kampung pada umumnya. Tak tanggung-tanggung ada saja sejumlah tamu yang datang dari jauh ke kampung tersebut hanya untuk mencari janda.    
Stigma negatif akan kampung ini diperkuat dengan berita disertai foto yang kurang pantas bertebaran di dunia maya, jika tidak segera diperbaiki maka cerita akan kampung ini akan terus melegenda hingga turun temurun. Kampung Panyarang yang berada di lereng gunung salak ini juga memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sayang, di balik itu permasalahan pun kian bermunculan ke permukaan salah satunya yakni pertambangan ilegal.
Salah satunya desa ini sempat mengalami krisis pendidikan sekitar tahun 1996 akibat sumber daya alam yang menggiurkan, salah satunya galian tambang. Para penambang batu ini bergelantungan dengan hanya menggunakan seutas tali sebagai pegangan saat menambang, lahan yang diwariskan secara turun temurun ini terus beroperasi meski penghasilannya hanya berkisar antara 50-70 ribu rupiah sehari.
Seperti yang terlihat pada pagi yang cerah di Kampung Panyarang ini. Pagi hari disambut dengan suara truk pembawa hasil galian berlalu lalang, melintas ke kampung seberang untuk mencari material tambang. Maka tak heran, dengan sumber daya alam yang melimpah membuat warga kampung ini pun terlena, bebatuan yang dipukul secara tradisional juga bisa menghasilkan petaka, seperti banyak korban yang sudah berguguran akibat kecelakaan kerja.
Beginilah kondisi dan gambaran kehidupan di kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor yang sudah terlanjur dikenal orang sebagai Kampung Janda. Realitanya, kehidupan di desa ini tampak seperti biasa saja selayaknya dan pada umumnya.
Anak-anak di desa itu pun sudah banyak yang bersekolah guna mengejar impian dan cita-citanya. Mereka harus bisa menjadi orang yang lebih berguna bagi keluarga, nusa dan bangsa.
Abdulloh salah satu penghuni desa tersebut juga menyayangkan akan julukan untuk kampung tersebut, sehingga memancing orang yang datang jauh-jauh ke desa ini justru tidak menemukan adanya Kampung Janda seperti yang dibayangkan di internet.
Kehidupan kampung yang berjalan layaknya sebuah desa pada umumnya itu pun berharap cerita yang tersebar di internet itu seakan menjadi “bom waktu” bagi masyarakat di kampung tersebut, sebab warga amat marah dengan istilah dan julukan Kampung Janda tersebut.
Memang, bila ditelusuri lebih jauh lagi, warga Kampung Panyarang itu adalah merupakan istri dari korban kecelakaan tambang yang kini telah menikah lagi. Hanya tersisa Ijah dan satu orang yang tidak menikah usai kejadian tersebut hingga merengut nyawa suaminya akibat bekerja di tambang tersebut.
Berbanding terbalik dengan gambar yang marak di internet akan kata janda, kegiatan ibu-ibu di kampung ini sangat religius. Hampir setiap hari pengajian digelar rutin dan tampak tak pernah sepi.
Majelis yang digelar setiap pagi terus disambut antusias oleh ibu-ibu di kampung ini, lokasinya pun bergantian sehingga silaturahmi antar warga sangat terjaga.
Dengan demikian, warga tak ingin ada lagi istilah Kampung Janda di Kampung Panyarang ataupun Desa Ciburayut, Bogor ini.
Ini adalah Ijah dan satu orang lainnya yang memilih tidak menikah usai kejadian yang memilukan saat kehilangan suaminya. Meskipun menjanda, Ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya menjaga marwah dalam hidupnya.
Iim Rohimah (51) Pernah menjadi kuli tambang bersama suaminya sejak tahun 2013 hingga 2020 ia dan suaminya kapok menjadi kuli tambang sebab penghasilannya tak pernah tepat waktu ditambah resiko kerja yang sangat tinggi. Ibu beranak 10 ini kini bekerja sebagai buruh tani panggilan.
Siti Puadiah (42) memegangi foto pernikahannya, tak semua janda di kampung ini merupakan korban kecelakaan kerja tambang. Pupuh merupakan salah satu janda yang pisah dengan suami melalui putusan pengadilan beberapa tahun silam.
Akankah stigma Kampung Janda terus akan melekat di Kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor itu setelah melihat foto-foto ini? Jawabannya hanya ada pada pembaca detik sekalian.