Untuk diketahui, rusunawa ini berlokasi di Jalan Nyai Ageng Serang, Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.
Rusunawa yang dibuka pada 2009 silam ini menjadi rusun tertua di Solo. Rusunawa ini memiliki 190 kamar yang menjadi pionir hadirnya sejumlah rusunawa di Kota Bengawan.
Rusunawa ini pun sebelumnya dibangun saat era ayah Gibran, Presiden Joko Widodo saat menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Pantauan detikcom di lokasi siang ini, tak ada pagar yang menjadi gerbang pintu masuk ke area rusunawa. Banyak bagian cat rusunawa yang memiliki empat lantai itu sudah mengelupas, dan beberapa tanda cat merah pada bagian dinding yang rusak.
Fasilitas di rusunawa itu berupa hunian dengan satu kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang tamu. Satu ruangan berukuran sekitar 6X4 meter dengan harga sewa mulai dari Rp 70-100 ribu per bulan. Warga yang menyewa rusunawa itu juga membayar air dan listrik secara mandiri.
Rencana Gibran untuk merobohkan rusunawa ini ternyata membuat para penghuninya gusar. Sebab selama ini, ratusan warga Solo ini telah menggantungkan hidup di sekitar rusunawa.
Putut yang mengaku tinggal di rusunawa sejak pertama kali diresmikan itu, mengaku bingung untuk mencari tempat tinggal pengganti. Terlebih rencana pembangunan rusunawa baru itu akan berlangsung hingga 2023.
Putut pun membenarkan jika kondisi rusunawa itu sudah usang dan rusak di beberapa bagian. Kerusakan yang biasa dirasakan seperti atap bocor, saluran air rusak, tembok yang juga sudah retak-retak. Sebelumnya diberitakan, rencana perobohan ini disampaikan Gibran karena menilai Rusunawa Semanggi Solo itu sudah tidak layak huni. Gibran mengaku bakal membangun bangunan baru di lokasi yang sama.