Mengenang Harmoko 'Sang' Tangan Kanan Soeharto

Dikutip dari laman Perpusnas, Harmoko lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939. Dia dikenal sebagai politikus yang menjabat Menteri Penerangan pada era Soeharto. Harmoko mengawali kariernya sebagai wartawan dan kartunis hingga puncaknya menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia dan akhirnya ditunjuk Presiden ke-2 Soeharto sebagai Menteri Penerangan sejak 1983-1997.Antara Foto

Ketua Umum Partai Golkar Harmoko berpidato di depan Lembaga Pemilihan Umum (LPU) setelah pengumuman hasil akhir pemilihan umum bulan lalu 23 Juni. Golkar merebut 325 dari 425 kursi parlemen, kemenangan terbesar yang pernah diraih Golkar. JOHN MACDOUGALL / AFP

Presiden Indonesia BJ Habibie (kiri) melambai kepada wartawan saat ketua partai  dari partai Golkar Harmoko (kanan) mengantarnya ke mobilnya pada 9 Juli 1998 di Jakarta setelah mereka menghadiri pembukaan kongres luar biasa Partai Golkar  Sidang tersebut dihadiri lebih dari 1000 anggota partai dan bertempat di Hotel Indonesia. AFP/Kemal Jufri

Menpen Harmoko menyalami pemimpin Umum/Pemred Kompas Jakob Oetama (kiri) ketika menghadiri resepsi ulang tahun ke-25 harian umum Kompas, di Manggala wanabhakti, Kamis malam (28/6) harian dengan motto "Amanat Hati Nurani Rakyat" itu didirikan 28 Juni 1965 oleh almarhum PK Ojong dan Jakob Oetama. FOTO ANTARA/PU14/ald/90

Ketika Soeharto berkuasa, Harmoko bisa dibilang merupakan juru bicaranya. Hampir setiap hari wajah Harmoko muncul di TVRI yang menjadi satu-satunya televisi saat itu. AFP PHOTO / JOHN MACDOUGALL

 "Menurut petunjuk Bapak Presiden..." merupakan kalimat legendaris yang menjadi gaya khas Harmoko. Selama 14 tahun dirinya bertugas, hampir setiap hari masyarakat Indonesia mendengar kalimat tersebut. AFP PHOTO

Untuk karier politiknya, Harmoko pernah menjabat sebagai Ketum Partai Golkar dan Ketua MPR RI. Saat menjabat sebagai Ketua MPR, Harmoko lah yang meminta Soeharto mundur dari presiden. AFP PHOTO / ARIF S.

Harmoko mengungkap peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 versi dirinya. Harmoko memberanikan diri untuk bertemu dengan Soeharto pada Sabtu, 16 Mei 1998. Kemudian, pada Senin, 18 Mei 1998, pimpinan fraksi berdiskusi mengenai pengunduran diri Soeharto. Semua fraksi setuju menerima aspirasi mahasiswa agar Soeharto mengundurkan diri. AFP PHOTO / JOHN MACDOUGALL

Hasil pertemuan itu kemudian diumumkan pada 19 Mei saat konferensi pers. Soeharto akhirnya mundur dan digantikan BJ Habibie. AFP PHOTO / AGUS LOLONG

Kini, menteri yang moncer di era Orba tersebut telah berpulang. Harmoko tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto pada hari Minggu (4/7).Dok. Istimewa

Harmoko akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Keluarga dan kerabat pun sudah menggelar salat gaib di kediaman Harmoko di kawasan Jl Taman Patra, Jakarta Selatan. Selamat jalan, Pak Harmoko!. CNN Indonesia/Denny Aprianto

Dikutip dari laman Perpusnas, Harmoko lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939. Dia dikenal sebagai politikus yang menjabat Menteri Penerangan pada era Soeharto. Harmoko mengawali kariernya sebagai wartawan dan kartunis hingga puncaknya menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia dan akhirnya ditunjuk Presiden ke-2 Soeharto sebagai Menteri Penerangan sejak 1983-1997.Antara Foto
Ketua Umum Partai Golkar Harmoko berpidato di depan Lembaga Pemilihan Umum (LPU) setelah pengumuman hasil akhir pemilihan umum bulan lalu 23 Juni. Golkar merebut 325 dari 425 kursi parlemen, kemenangan terbesar yang pernah diraih Golkar. JOHN MACDOUGALL / AFP
Presiden Indonesia BJ Habibie (kiri) melambai kepada wartawan saat ketua partai  dari partai Golkar Harmoko (kanan) mengantarnya ke mobilnya pada 9 Juli 1998 di Jakarta setelah mereka menghadiri pembukaan kongres luar biasa Partai Golkar  Sidang tersebut dihadiri lebih dari 1000 anggota partai dan bertempat di Hotel Indonesia. AFP/Kemal Jufri
Menpen Harmoko menyalami pemimpin Umum/Pemred Kompas Jakob Oetama (kiri) ketika menghadiri resepsi ulang tahun ke-25 harian umum Kompas, di Manggala wanabhakti, Kamis malam (28/6) harian dengan motto Amanat Hati Nurani Rakyat itu didirikan 28 Juni 1965 oleh almarhum PK Ojong dan Jakob Oetama. FOTO ANTARA/PU14/ald/90
Ketika Soeharto berkuasa, Harmoko bisa dibilang merupakan juru bicaranya. Hampir setiap hari wajah Harmoko muncul di TVRI yang menjadi satu-satunya televisi saat itu. AFP PHOTO / JOHN MACDOUGALL
 Menurut petunjuk Bapak Presiden... merupakan kalimat legendaris yang menjadi gaya khas Harmoko. Selama 14 tahun dirinya bertugas, hampir setiap hari masyarakat Indonesia mendengar kalimat tersebut. AFP PHOTO
Untuk karier politiknya, Harmoko pernah menjabat sebagai Ketum Partai Golkar dan Ketua MPR RI. Saat menjabat sebagai Ketua MPR, Harmoko lah yang meminta Soeharto mundur dari presiden. AFP PHOTO / ARIF S.
Harmoko mengungkap peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 versi dirinya. Harmoko memberanikan diri untuk bertemu dengan Soeharto pada Sabtu, 16 Mei 1998. Kemudian, pada Senin, 18 Mei 1998, pimpinan fraksi berdiskusi mengenai pengunduran diri Soeharto. Semua fraksi setuju menerima aspirasi mahasiswa agar Soeharto mengundurkan diri. AFP PHOTO / JOHN MACDOUGALL
Hasil pertemuan itu kemudian diumumkan pada 19 Mei saat konferensi pers. Soeharto akhirnya mundur dan digantikan BJ Habibie. AFP PHOTO / AGUS LOLONG
Kini, menteri yang moncer di era Orba tersebut telah berpulang. Harmoko tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto pada hari Minggu (4/7).Dok. Istimewa
Harmoko akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Keluarga dan kerabat pun sudah menggelar salat gaib di kediaman Harmoko di kawasan Jl Taman Patra, Jakarta Selatan. Selamat jalan, Pak Harmoko!. CNN Indonesia/Denny Aprianto