Dalam laporan terbaru tentang situasi Covid-19 di Indonesia, WHO memaparkan keberhasilan India menekan lonjakan infeksi corona yang diperparah dengan kemunculan varian Delta. WHO menyarankan pembatasan pergerakan hingga lockdown lebih ketat. Getty Images/Anindito Mukherjee
Pembatasan pergerakan sosial dan kebijakan kesehatan publik (PHSM) bekerja secara efektif bahkan dalam konteks varian yang sangat menular. Dengan menggunakan PHSM, India dapat dengan cepat mengendalikan penularan dari 290 infeksi per 100 ribu penduduk setiap minggu pada awal Mei hingga menjadi kurang dari 30 kasus per 100 ribu penduduk pada 21 Juni. Getty Images/Anindito Mukherjee
Saran itu diutarakan WHO setelah melihat lonjakan kasus corona di Indonesia dalam dua pekan terakhir. Pada Sabtu (26/6) dan Minggu (27/6) Indonesia mencatat rekor infeksi corona sampai 21 ribu kasus dalam sehari. Jumlah itu yang tertinggi sejak awal pandemi menyebar di Tanah Air. AP/Tatan Syuflana
WHO membandingkan lonjakan kasus corona Indonesia dengan India. Organisasi itu mencatat India kembali mengalami lonjakan besar kasus COVID-19 mulai awal Maret lalu dengan puncaknya pada awal Mei, di mana terdapat lebih dari 400 ribu kasus corona dalam sehari. AP/Channi Anand
WHO juga menekankan jumlah kematian corona turut memuncak sekitar 10 hari kemudian, dengan lebih dari 4.000 kematian dalam sehari. Di sisi lain, situasi corona di India saat itu juga diperparah dengan kemunculan varian Delta yang lebih menular. Sementara itu, proporsi penduduk yang sudah divaksinasi lengkap masih kurang dari 3 persen dari total hampir 1,4 miliar penduduk India. AP/Mahesh Kumar A
WHO mengatakan sejak itu India menerapkan lockdown yang lebih ketat lagi dari gelombang pertama corona. Pada 25 April, pemerintah India juga mendesak seluruh negara bagian menerapkan lockdown di wilayah-wilayah dengan tingkat kasus positif 10 persen ke atas. Getty Images/Yawar Nazir
Menurut WHO, kebijakan pembatasan pergerakan dan pencegahan corona lainnya perlu ditingkatkan segera setelah situasi dinilai memburuk, salah satunya jika terjadi lonjakan penularan corona secara signifikan. Getty Images/Yawar Nazir
WHO mengatakan perlu waktu 10 hari atau lebih agar kebijakan pembatasan pergerakan itu terlihat dampaknya. Lembaga kesehatan dunia itu menuturkan jika pembatasan pergerakan diterapkan dan ditegakkan secara tepat waktu, pembatasan aktivitas lainnya tidak harus dilakukan dalam skala nasional. Getty Images/Yawar Nazir
Lebih lanjut, WHO menegaskan komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat merupakan faktor paling penting dari keberhasilan pembatasan pergerakan dan pencegahan penularan corona. Menurut WHO, hasil yang sukses "hanya mungkin terjadi ketika masyarakat memahami perlunya tindakan tegas dan mematuhi rekomendasi pemerintah". Getty Images/Yawar Nazir
Akankah pemerintah Indonesia menerima saran dari WHO untuk melakukan Lockdown guna menekan angka kasus postiif dan kematian akibat Corona. Semua tergantung pemerintah RI. Gimana menurut anda? Getty Images/Yawar Nazir