Melihat Luweng dan Saluran Air Peninggalan Belanda di Gunung Pegat Klaten

Gunung Pegat menyimpan saluran air dengan lima luweng (sumur di gunung) yang dibangun sebelum kemerdekaan RI.
Dari lima luweng, ada tiga yang bentuknya bulat dengan bangunan tembok berundak susun. Sisanya berbentuk kotak dengan saluran irigasi di dasarnya.
Menurut warga, luweng dan saluran dibuat sebelum tahun 1945.
Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan luweng itu adalah saluran air peninggalan kolonial Belanda yang melewati terowongan di bawah gunung. Panjangnya sekitar 1-1,5 kilometer.
Luweng itu merupakan pintu kontrol aliran air dari saluran Rawa Jombor. Hulunya ada di bendungan selatan rawa.
Gunung Pegat menyimpan saluran air dengan lima luweng (sumur di gunung) yang dibangun sebelum kemerdekaan RI.
Dari lima luweng, ada tiga yang bentuknya bulat dengan bangunan tembok berundak susun. Sisanya berbentuk kotak dengan saluran irigasi di dasarnya.
Menurut warga, luweng dan saluran dibuat sebelum tahun 1945.
Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan luweng itu adalah saluran air peninggalan kolonial Belanda yang melewati terowongan di bawah gunung. Panjangnya sekitar 1-1,5 kilometer.
Luweng itu merupakan pintu kontrol aliran air dari saluran Rawa Jombor. Hulunya ada di bendungan selatan rawa.