Para pencari suaka dari berbagai negara kembali menempati trotoar Kebon Sirih, Jakarta.
Mereka mendirikan tenda sebagai tempat untuk bermalam di trotoar Kebon Sirih.
Tenda-tenda tersebut mulai digelar saat para pencari suaka akan tidur.
Meski telah disediakan tempat di Kalideres, Jakarta Barat, mereka tetap menggelar aksi di depan kantor UNHCR.
Diketahui ada puluhan orang yang memilih menggelar aksi di trotoar, jika siang hari mereka menggunakan alas dan duduk di depan kantor UNHCR.
Mereka berasal dari Iran, Afghanistan, Palestine hingga Sri Lanka.
Dalam beberapa dekade terakhir Indonesia menjadi titik transit penting bagi pengungsi dan pencari suaka di Indonesia.
Mereka kembali memenuhi trotoar di Kebon Sirih untuk mendesak UNHCR segera memindahkan mereka ke lokasi tujuan.
Selama bertahun-tahun mereka melarikan diri dari negaranya imbas konflik seperti peperangan kini mereka terjebak di Indonesia sebelum mencapai negara tujuan.
Di sela-sela aktivitasnya seorang pencari suaka menyempatkan diri untuk berolahraga saat pagi hari.
Di trotoar Kebon Sirih mereka mengandalkan pemberian dari warga yang melintas untuk tetap bertahan hidup.
Mereka kembali menempati trotoar Kebon Sirih untuk minta kepastian tempat tinggal.
Tenda didirikan berderet di atas trotoar Kebon Sirih.
Konflik di negara asal membuat para pengungsi mencari suaka di negara lain.
Diketahui terdapat tiga anak kecil dan satu orang ibu hamil yang berada di trotoar ini.
Tenda-tenda tersebut dibongkar saat pagi hari agar tidak bergesekan dengan petugas.
Memilih di trotoar bukanlah tempat yang tepat, terutama untuk anak kecil.
Seorang anak nampak tengah diberikan obat.
Mereka berkumpul di depan kantor UNHCR, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh para imigran pencari suaka selain menunggu bantuan untuk makan dan tempat tinggal.