Pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) beraktivitas di Yayasan Bina Tauhid Darul Miftahudin, Kab Bogor, Sabtu (24/4/2021).
11 tahun berdiri kini yayasan tersebut kini kelebihan kapasitas pasien. Yayasan yang berdiri sejak 2010 mulanya merupakan sekolah salafiyah atau pesantren.
Hingga warga sekitar pesantren divonis odgj dan keluarganya datang dan meminta untuk dititipkan ke yayasan. Lima bulan berselang pasien odgj terus berdatangan ke pesantren ini hingga mencapai sembilan orang. Akhirnya yayasan tersebut mulai ditinggal santrinya dan mengubah pondasi menjadi yayasan odgj.
H. Ropiuddin Sukarta atau Hendra yang menimba ilmu di Majelis Zikir Darul Iman, Tasikmalaya akhirnya mengamalkan ilmu yang didapatkannya untuk menyembuhkan pasien odgj.
Metode yang dilakukan disini mulai dari zikir, shalat, mengaji hingga refleksi. Kebanyakan pasien mengalami gangguan jiwa akibat narkoba hingga gagal dalam pemilihan umum. Biasanya dalam waktu 2 hingga 5 bulan pasien bisa dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Meski setelah divonis sembuh banyak keluarga yang enggan menjemputnya pulang hingga mengabdi di yayasan.
Ada juga keluarga yang sengaja "membuang" pasien dan tidak mau menjenguknya lagi. Kini Yayasan Bina Tauhid Darul Miftahudin memiliki pasien sebanyak 147 dengan kamar yang terbatas membuat pasien harus rela berbagi ruang.
Dalam satu kamar terdapat 30 orang yang seharusnya hanya 10 sampai 15 orang, bahkan mushala pun terpaksa dijadikan kamar. asien yang datang pun beragam, yayasan ini juga pernah menampung pasien dari Papua dan kini telah sembuh.
Selain itu yayasan juga tidak pernah menolak pasien, mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia mendapatkan metode pengobatan yang sama.
Dengan harapan pasien dapat kembali beraktivitas normal, kini lebih dari 900 pasien telah kembali ke keluarga dan menjalani kegiatan sosial seperti biasanya.