Menengok Kisah dan Sejarah Masjid Tertua di Majalengka

Masjid Jami Darussalam disebut-sebut sebagai masjid tertua di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Masjid Jami Darussalam ini terletak di Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten.
Sekilas memang masjid ini tidak tampak seperti masjid yang berusia ratusan tahun. Bangunan masjid bercat putih ini masih terlihat kokoh dan terawat. Konon, masjid ini berusia 600 tahun.
Pembangunan Masjid Jami Darussalam berawal pada Syekh Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati diperintahkan Sultan Demak untuk menyebarluaskan agama Islam di pulau Jawa bagian barat pada abad ke-14.
Dalam melaksanakan tugasnya itu, Sunan Gunung Jati turut dibantu oleh beberapa orang pembantunya yang disebut Ki Gedeng. Masjid Jami Darussalam awalnya hanya memiliki ukuran 10x10 meter persegi. Karena usianya yang sudah ratusan tahun masjid ini telah mengalami renovasi sebanyak tujuh kali hingga kemudian diperluas bangunannya.
Konon menurut cerita kubah atau momolo pertama Masjid Jami Darussalam ini tidak tampak bayangannya bila terkena sinar matahari. Selain itu, dari empat buah tiang yang ada di dalam masjid tersebut, satu tiang dibuat bukan dari kayu utuh.
Menurut Abah Wahdi, Masjid Jami Darussalam dibangun oleh para pembantu Sunan Gunung Jati hanya dalam waktu satu malam. Selain Masjid Jami Darussalam, pembantu Sunan Gunung Jati juga terlebih dahulu membangun masjid di Banten dan Cirebon.
Masjid Jami Darussalam disebut-sebut sebagai masjid tertua di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Masjid Jami Darussalam ini terletak di Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten.
Sekilas memang masjid ini tidak tampak seperti masjid yang berusia ratusan tahun. Bangunan masjid bercat putih ini masih terlihat kokoh dan terawat. Konon, masjid ini berusia 600 tahun.
Pembangunan Masjid Jami Darussalam berawal pada Syekh Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati diperintahkan Sultan Demak untuk menyebarluaskan agama Islam di pulau Jawa bagian barat pada abad ke-14.
Dalam melaksanakan tugasnya itu, Sunan Gunung Jati turut dibantu oleh beberapa orang pembantunya yang disebut Ki Gedeng. Masjid Jami Darussalam awalnya hanya memiliki ukuran 10x10 meter persegi. Karena usianya yang sudah ratusan tahun masjid ini telah mengalami renovasi sebanyak tujuh kali hingga kemudian diperluas bangunannya.
Konon menurut cerita kubah atau momolo pertama Masjid Jami Darussalam ini tidak tampak bayangannya bila terkena sinar matahari. Selain itu, dari empat buah tiang yang ada di dalam masjid tersebut, satu tiang dibuat bukan dari kayu utuh.
Menurut Abah Wahdi, Masjid Jami Darussalam dibangun oleh para pembantu Sunan Gunung Jati hanya dalam waktu satu malam. Selain Masjid Jami Darussalam, pembantu Sunan Gunung Jati juga terlebih dahulu membangun masjid di Banten dan Cirebon.