Nyadran ke TPU Tambaklorok Semarang yang Hilang Terkikis Abrasi

Lantunan Surat Yasin terdengar lirih bercampur dengan suara ombak di kawasan pesisir Tambaklorok Semarang, Jawa Tengah. Seorang pria menengadahkan tangannya sembari menghadap laut, untuk berziarah.
Tempat Pemakaman Umum Tambaklorok di lokasi itu memang sudah tak terlihat lagi karena dikikis abrasi dan air pasang yang akhir-akhir ini semakin tinggi. Namun masih banyak warga yang ingin datang untuk mendoakan leluhur atau keluarganya yang dimakamkan di sana.
Jelang Ramadhan, warga masih berdatangan demi melaksanakan tradisi Nyadran meski hanya bisa sampai di pinggiran pantai.
Salah seorang peziarah, Herman, warga Tambaklorok yang kini tinggal di Kudu, Genuk, Semarang itu cukup sedih dengan kondisi pemakaman yang hilang itu. Sekitar 3 tahun terakhir, Herman sudah tidak lagi melihat malam bahkan nisan milik ayahnya.
Hal senada juga diungkapkan Eko Purwanti, wanita warga Cilosari Semarang. Ia berdoa untuk kedua orangtuanya yang dimakamkan di TPU Tambaklorok. Ia menyebut, area pemakaman tersebut sudah mulai tenggelam sejak sekitar tahun 2012. Kondisi makam yang tenggelam itu terkadang memberikan pengalaman tersendiri bagi nelayan. Slamet mengatakan tidak sedikit dari nelayan yang kadang menjaring nisan hingga tengkorak manusia.
Lantunan Surat Yasin terdengar lirih bercampur dengan suara ombak di kawasan pesisir Tambaklorok Semarang, Jawa Tengah. Seorang pria menengadahkan tangannya sembari menghadap laut, untuk berziarah.
Tempat Pemakaman Umum Tambaklorok di lokasi itu memang sudah tak terlihat lagi karena dikikis abrasi dan air pasang yang akhir-akhir ini semakin tinggi. Namun masih banyak warga yang ingin datang untuk mendoakan leluhur atau keluarganya yang dimakamkan di sana.
Jelang Ramadhan, warga masih berdatangan demi melaksanakan tradisi Nyadran meski hanya bisa sampai di pinggiran pantai.
Salah seorang peziarah, Herman, warga Tambaklorok yang kini tinggal di Kudu, Genuk, Semarang itu cukup sedih dengan kondisi pemakaman yang hilang itu. Sekitar 3 tahun terakhir, Herman sudah tidak lagi melihat malam bahkan nisan milik ayahnya.
Hal senada juga diungkapkan Eko Purwanti, wanita warga Cilosari Semarang. Ia berdoa untuk kedua orangtuanya yang dimakamkan di TPU Tambaklorok. Ia menyebut, area pemakaman tersebut sudah mulai tenggelam sejak sekitar tahun 2012. Kondisi makam yang tenggelam itu terkadang memberikan pengalaman tersendiri bagi nelayan. Slamet mengatakan tidak sedikit dari nelayan yang kadang menjaring nisan hingga tengkorak manusia.