Begini Potret Perjuangan Pelajar SD Menuju Sekolah

Sejumlah pelajar menaiki truk di desa Tugu Utara, Kab Bogor, Jawa Barat. Akses jalan yang jauh dan rusak membuat anak-anak sekolah dasar harus berjuang lebih keras untuk sampai ke sekolah.  

Sekolah dasar yang berada di kampung Cikoneng ini menjadi titik temu tiga kampung yaitu Cibulao, Rawa Gede, dan Cikoneng.  

Kawasan yang merupakan bukit kebun teh membuat akses menuju ke sekolah tersebut sulit.  

Biasanya para pelajar dari kampung Cibulao menumpang truk pagi yang berangkat mengambil teh.  

Kepala Sekolah Dasar Negeri Cikoneng Hendri Iskandar mengakui perjuangan anak-anak sangat luar biasa, meski terbilang berbahaya namun para pelajar ini tak pernah takut.  

Beda halnya dengan anak-anak dari kampung Rawa Gede, mereka harus berjalan kaki selama satu jam menuju sekolah.  

Meski begitu anak-anak tak pernah mengeluh untuk mencapai sekolah dan mengenyam pendidikan.  

Diketahui sekolah ini sempat menerapkan pembelajaran melalui online, namun tak berjalan efektif imbas pekerjaan kedua orang tua di kawasan tersebut merupakan petani teh sehingga anak tak dapat pengawasan saat belajar.  

Selain itu akses internet juga menjadi kendala lain, guru hingga murid kesulitan mencari sinyal yang kurang baik di desa tersebut.  

Akhirnya pihak sekolah, orang tua hingga petugas yang bersangkutan bersepakat untuk membuat sekolah menjadi offline.   

Sejumlah pelajar menaiki truk di desa Tugu Utara, Kab Bogor, Jawa Barat. Akses jalan yang jauh dan rusak membuat anak-anak sekolah dasar harus berjuang lebih keras untuk sampai ke sekolah.  
Sekolah dasar yang berada di kampung Cikoneng ini menjadi titik temu tiga kampung yaitu Cibulao, Rawa Gede, dan Cikoneng.  
Kawasan yang merupakan bukit kebun teh membuat akses menuju ke sekolah tersebut sulit.  
Biasanya para pelajar dari kampung Cibulao menumpang truk pagi yang berangkat mengambil teh.  
Kepala Sekolah Dasar Negeri Cikoneng Hendri Iskandar mengakui perjuangan anak-anak sangat luar biasa, meski terbilang berbahaya namun para pelajar ini tak pernah takut.  
Beda halnya dengan anak-anak dari kampung Rawa Gede, mereka harus berjalan kaki selama satu jam menuju sekolah.  
Meski begitu anak-anak tak pernah mengeluh untuk mencapai sekolah dan mengenyam pendidikan.  
Diketahui sekolah ini sempat menerapkan pembelajaran melalui online, namun tak berjalan efektif imbas pekerjaan kedua orang tua di kawasan tersebut merupakan petani teh sehingga anak tak dapat pengawasan saat belajar.  
Selain itu akses internet juga menjadi kendala lain, guru hingga murid kesulitan mencari sinyal yang kurang baik di desa tersebut.  
Akhirnya pihak sekolah, orang tua hingga petugas yang bersangkutan bersepakat untuk membuat sekolah menjadi offline.