Potret Miris Kamp Imigran di Spanyol

Situasi ekonomi yang makin sulit akibat pandemi virus Corona mendorong lebih banyak orang di negara-negara berkembang untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain.  

Pada 2020 lalu sudah ada 16 ribu orang yang masuk ke Kepulauan Canary. Mereka telah menantang bahaya dengan mengarungi Samudra Atlantik dari Afrika.  

Menurut Menteri Kebijakan Regional Spanyol, Carolina Darias, jumlah tersebut 10 kali lipat lebih banyak dari tahun lalu. Darias mengatakan ada 140 orang tewas dalam perjalanan yang disebabkan karena kapal mereka kapal dan juga terbalik.  

Lebih lanjut, Darias mengatakan alasan para imigran pergi dari tempat asalnya itu karena faktor ekonomi. Pandemi COVID-19 memperparah keadaan ekonomi mereka.  

Darias mengaku pihaknya saat ini tengah mengupayakan tempat pengungsian yang layak bagi para imigran itu.   

Menurutnya, pihak berwenang setempat juga sudah mendirikan sisi dermaga untuk kamp sementara para imigran. Lokasi tersebut merupakan bekas gudang militer dan dapat menampung sekitar 800 orang.  

Namun tampak hampir 2.000 migran tinggal di tenda-tenda dalam kondisi yang kata hakim imigrasi "tidak manusiawi dan merendahkan".  

Masalah telah melanda kamp imigran sejak dibuka pada 2020 lalu. Para imigran mengeluh dingin dan sesak, kekurangan air panas yang memadai dan menyajikan makanan yang tidak bisa dimakan.  

Sejumlah kelompok bantuan kemanusiaan Spanyol bahkan telah melakukan unjuk rasa kepada pemerintah untuk membantu para imigran mendapat perlindungan yang lebih baik.  

Situasi ekonomi yang makin sulit akibat pandemi virus Corona mendorong lebih banyak orang di negara-negara berkembang untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain.  
Pada 2020 lalu sudah ada 16 ribu orang yang masuk ke Kepulauan Canary. Mereka telah menantang bahaya dengan mengarungi Samudra Atlantik dari Afrika.  
Menurut Menteri Kebijakan Regional Spanyol, Carolina Darias, jumlah tersebut 10 kali lipat lebih banyak dari tahun lalu. Darias mengatakan ada 140 orang tewas dalam perjalanan yang disebabkan karena kapal mereka kapal dan juga terbalik.  
Lebih lanjut, Darias mengatakan alasan para imigran pergi dari tempat asalnya itu karena faktor ekonomi. Pandemi COVID-19 memperparah keadaan ekonomi mereka.  
Darias mengaku pihaknya saat ini tengah mengupayakan tempat pengungsian yang layak bagi para imigran itu.   
Menurutnya, pihak berwenang setempat juga sudah mendirikan sisi dermaga untuk kamp sementara para imigran. Lokasi tersebut merupakan bekas gudang militer dan dapat menampung sekitar 800 orang.  
Namun tampak hampir 2.000 migran tinggal di tenda-tenda dalam kondisi yang kata hakim imigrasi tidak manusiawi dan merendahkan.  
Masalah telah melanda kamp imigran sejak dibuka pada 2020 lalu. Para imigran mengeluh dingin dan sesak, kekurangan air panas yang memadai dan menyajikan makanan yang tidak bisa dimakan.  
Sejumlah kelompok bantuan kemanusiaan Spanyol bahkan telah melakukan unjuk rasa kepada pemerintah untuk membantu para imigran mendapat perlindungan yang lebih baik.