Perbandingan situasi jalan raya sebelum dan sesaat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Minggu (14/3/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.
Tak hanya di wilayah Denpasar, suasana di kawasan Ungasan juga terlihat lengang saat Hari Raya Nyepi. Antara Foto/Fikri Yusuf.
Seluruh kawasan pariwisata, ruas jalan dan objek vital di wilayah Bali yang ramai pada hari biasa, terpantau lengang pada Hari Raya Nyepi. Antara Foto/Fikri Yusuf.
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali berpatroli saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di kawasan Ungasan, Badung, Bali. Antara Foto/Fikri Yusuf.
Pada Hari Raya Nyepi umat Hindu menjalani catur brata penyepian selama 24 jam hingga Senin (15/3) pukul 06.00 WITA. Antara Foto/Fikri Yusuf.
Oleh karena itu, saat proses penyepian selama 24 jam tersebut berbagai aktivitas di kawasan Bali pun dihentikan sementara. Antara Foto/Fikri Yusuf.
Seorang pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali. Pengamanan dilakukan untuk menjamin keamanan dan kelancaran umat Hindu dalam menjalani "catur brata penyepian" dengan tidak bekerja (amati karya), tidak bepergian (amati lelungan), tidak menyalakan api (amati geni) dan tidak bersenang-senang (amati lelanguan) selama 24 jam. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.
Sejumlah pecalang berpatroli dan melakukan pengamanan di sejumlah ruang publik dan tempat wisata yang ada di kawasan Pulau Dewata. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.
Guna mengantisipasi penyebaran virus Corona, para pecalang bertugas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan salah satunya mengenakan masker. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.