Nasib Pengungsi Suriah, Satu Dekade Tanpa Masa Depan

Mohammed Zakaria (53) telah tinggal di tenda plastik di Lembah Bekaa Lebanon Timur hampir selama satu dekade perang berkecamuk di negara asalnya, Suriah. AP/Hussein Malla  

Zakaria dan keluarganya melarikan diri dari pemboman pada tahun 2012. Dulu ia mengira itu hanya kunjungan singkat dan sementara. AP/Hussein Malla  

Kampung halamannya di Homs, Suriah, dikepung dan menjadi sasaran kampanye militer Suriah yang mengganas. AP/Hussein Malla  

Hampir 10 tahun kemudian, keluarganya masih belum kembali. AP/Hussein Malla  

Zakaria termasuk di antara jutaan warga Suriah yang kemungkinan tidak akan kembali dalam waktu dekat. AP/Hussein Malla  

Mereka para pengungsi harus menghadapi kondisi kehidupan yang memburuk di negeri orang. AP/Hussein Malla  

Selain harus berjuanguntuk bertahan hidup di tenda pengungsian, para pengungsi juga harus berjuang dengan kehancuran finansial dan sosial yang kini tengah terjadi di Lebanon. AP/Hussein Malla  

Diketahui Lebanon tengah menghadapi krisis ekonomi dan penurunan mata uang drastis. Aksi unjuk rasa yang membara pun terjadi di berbagai wilayah di Lebanon. AP/Ghaith Alsayed  

 Di Lebanon, pekerjaan sulit didapat karena krisis ekonomi dan keuangan mengguncang negara. Bantuan keuangan pun sangat langka dan tidak teratur. AP/Felipe Dana  

Jatuhnya mata uang membuat inflasi dan harga melonjak. Zakaria kini berusaha memenuhi kebutuhan dengan menjual botol gas yang digunakan untuk pemanas kepada pengungsi lain di pemukimannya. AP/Hussein Malla  

 Zakaria mengatakan dia merasa sangat sedih untuk ketiga anaknya yang tidak memiliki ingatan tentang Suriah dan rumah mereka di Homs. Mereka juga tidak pernah bersekolah, dan tidak tahu cara membaca dan menulis. AP/Hussein Malla  

Menurut UNICEF, hampir 750.000 anak Suriah di negara tetangga, termasuk Lebanon, tidak bersekolah. AP/Hussein Malla  

Banyak warga Suriah tidak dapat kembali karena rumah mereka hancur dalam pertempuran, atau karena mereka takut akan wajib militer atau pembalasan dari pasukan pemerintah. AP/Felipe Dana  

Zakaria berpegang teguh pada harapan bahwa suatu hari dia akan kembali ke rumahnya. AP/Hussein Malla  

Mohammed Zakaria (53) telah tinggal di tenda plastik di Lembah Bekaa Lebanon Timur hampir selama satu dekade perang berkecamuk di negara asalnya, Suriah. AP/Hussein Malla  
Zakaria dan keluarganya melarikan diri dari pemboman pada tahun 2012. Dulu ia mengira itu hanya kunjungan singkat dan sementara. AP/Hussein Malla  
Kampung halamannya di Homs, Suriah, dikepung dan menjadi sasaran kampanye militer Suriah yang mengganas. AP/Hussein Malla  
Hampir 10 tahun kemudian, keluarganya masih belum kembali. AP/Hussein Malla  
Zakaria termasuk di antara jutaan warga Suriah yang kemungkinan tidak akan kembali dalam waktu dekat. AP/Hussein Malla  
Mereka para pengungsi harus menghadapi kondisi kehidupan yang memburuk di negeri orang. AP/Hussein Malla  
Selain harus berjuanguntuk bertahan hidup di tenda pengungsian, para pengungsi juga harus berjuang dengan kehancuran finansial dan sosial yang kini tengah terjadi di Lebanon. AP/Hussein Malla  
Diketahui Lebanon tengah menghadapi krisis ekonomi dan penurunan mata uang drastis. Aksi unjuk rasa yang membara pun terjadi di berbagai wilayah di Lebanon. AP/Ghaith Alsayed  
 Di Lebanon, pekerjaan sulit didapat karena krisis ekonomi dan keuangan mengguncang negara. Bantuan keuangan pun sangat langka dan tidak teratur. AP/Felipe Dana  
Jatuhnya mata uang membuat inflasi dan harga melonjak. Zakaria kini berusaha memenuhi kebutuhan dengan menjual botol gas yang digunakan untuk pemanas kepada pengungsi lain di pemukimannya. AP/Hussein Malla  
 Zakaria mengatakan dia merasa sangat sedih untuk ketiga anaknya yang tidak memiliki ingatan tentang Suriah dan rumah mereka di Homs. Mereka juga tidak pernah bersekolah, dan tidak tahu cara membaca dan menulis. AP/Hussein Malla  
Menurut UNICEF, hampir 750.000 anak Suriah di negara tetangga, termasuk Lebanon, tidak bersekolah. AP/Hussein Malla  
Banyak warga Suriah tidak dapat kembali karena rumah mereka hancur dalam pertempuran, atau karena mereka takut akan wajib militer atau pembalasan dari pasukan pemerintah. AP/Felipe Dana  
Zakaria berpegang teguh pada harapan bahwa suatu hari dia akan kembali ke rumahnya. AP/Hussein Malla