Begini penampakan salah satu rumah warga yang rusak imbas gelombang tinggi dan cuaca ekstrem.
Akibatnya sejumlah warga harus mengungsi di tenda atau barak sementara dan tidak bisa melaut.
Gelombang tinggi dan cuaca ekstrem tersebut terjadi sejak 7 Desember 2020 lalu yang mengakibatkan sejumlah warga mengungsi.
Selain itu, warga juga tak bisa bekerja yaitu melaut lantaran gelombang air laut yang tinggi hingga saat ini.
Sejumlah warga mengungsi di dua barak sementara dan satu musala, sementara sebagian lagi mengungsi di rumah kerabatnya. Tenda yang berukuran 5x4 meter dari bambu dan terpal tersebut ditempati warga dengan 3 KK dan 4 KK.
Pantauan detikcom, sejumlah rumah sudah ditinggalkan penghuninya lantaran hancur dihantam ombak. Rusipan berharap selain bantuan sembako, pemerintah juga bisa membangun talut penahan ombak di wilayah tersebut. Menurutnya adanya talut bisa menjadi penahan ombak dan tak menghantam langsung rumah-rumah warga.
Kendati demikian, sejak gelombang tinggi dan angin kencang menerjang wilayah tersebut, beberapa pengungsi mengaku sudah menerima sejumlah bantuan. Di antaranya selimut, tikar, dan mi instan.