Duh, Pusat Rehabilitasi Satwa Liar WRC Yogya Terancan Tutup

Manajer Konservasi WRC Yogya Reza Dwi Kurniawan menjelaskan pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap semua sektor, termasuk sektor konservasi satwa liar. Bahkan, kata Reza, sejak awal pandemi WRC sudah mengalami kesulitan.
Kini, WRC terancam tutup total jika kondisi ini terus berlanjut.
Reza mengatakan pada tahun lalu untuk memenuhi kebutuhan satwa pihaknya mendapatkan bantuan dari BKSDA Yogyakarta sebagai mitra dari WRC Yogya.
Hingga saat ini WRC Yogya merehabilitasi 152 individu satwa liar. Dengan jumlah tersebut, paling tidak membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 100 juta per bulan.
Menurutnya, untuk menyiasati membengkaknya biaya operasional pihaknya terpaksa melakukan pemotongan gaji karyawan sebesar 50 persen. Kendati demikian, kondisi krisis ini tak lantas membuat WRC Yogya putus asa dalam menjalankan misinya untuk merehabilitasi dan melepasliarkan kembali satwa liar.
Manajer Konservasi WRC Yogya Reza Dwi Kurniawan menjelaskan pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap semua sektor, termasuk sektor konservasi satwa liar. Bahkan, kata Reza, sejak awal pandemi WRC sudah mengalami kesulitan.
Kini, WRC terancam tutup total jika kondisi ini terus berlanjut.
Reza mengatakan pada tahun lalu untuk memenuhi kebutuhan satwa pihaknya mendapatkan bantuan dari BKSDA Yogyakarta sebagai mitra dari WRC Yogya.
Hingga saat ini WRC Yogya merehabilitasi 152 individu satwa liar. Dengan jumlah tersebut, paling tidak membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 100 juta per bulan.
Menurutnya, untuk menyiasati membengkaknya biaya operasional pihaknya terpaksa melakukan pemotongan gaji karyawan sebesar 50 persen. Kendati demikian, kondisi krisis ini tak lantas membuat WRC Yogya putus asa dalam menjalankan misinya untuk merehabilitasi dan melepasliarkan kembali satwa liar.