Mengenal Kang Pisman, Program Pengelolaan Sampah di Bandung

Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Bandung, menjadi kawasan percontohan yang berhasil mengelola sampah dengan menerapkan program Kang Pisman.
Program kurangi, pisahkan dan manfaatkan (Kang Pisman) diketahui digulirkan Pemerintah Kota Bandung untuk menuntaskan masalah lingkungan dan kebersihan di kota kembang tersebut.
Melalui program itu, warga dapat mengelola dan mengolah sampah secara mandiri.
Sampah organik dapat diolah menjadi makanan maggot yang nantinya maggot itu dapat jadi pakan ternak dan ikan. Sedangkan residu dari sampah itu diolah di TPS atau TPA.
 
Tak hanya di Kelurahan Sukamiskin, program serupa juga sudah terlaksana dan masif dilakukan di Kelurahan Cihaurgeulis.
Pengelolaan sampah organik tersebut tak hanya dapat membantu mengurangi volume sampah tetapi juga turut membantu ketahanan pangan masyrakat.
Pasalnya, sampah organik yang diolah warga dapat menjadi makanan maggot, sementara maggot tersebut nantinya dapat menjadi pakan ternak dan ikan.
Guna mengatasi persoalan sampah yang masih menjadi momok di Tanah Air, Asdep Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Maritim Rofi Alhanif mengatakan, penerapan pengelola sampah di Kelurahan Sukamiskin dapat diimplementasikan di skala nasional. Pihaknya ingin, seluruh warga Indonesia dapat mengelola sampahnya. Seperti diketahui, sampah juga bisa menghasilkan uang jika dikelola dengan baik.
Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Bandung, menjadi kawasan percontohan yang berhasil mengelola sampah dengan menerapkan program Kang Pisman.
Program kurangi, pisahkan dan manfaatkan (Kang Pisman) diketahui digulirkan Pemerintah Kota Bandung untuk menuntaskan masalah lingkungan dan kebersihan di kota kembang tersebut.
Melalui program itu, warga dapat mengelola dan mengolah sampah secara mandiri.
Sampah organik dapat diolah menjadi makanan maggot yang nantinya maggot itu dapat jadi pakan ternak dan ikan. Sedangkan residu dari sampah itu diolah di TPS atau TPA. 
Tak hanya di Kelurahan Sukamiskin, program serupa juga sudah terlaksana dan masif dilakukan di Kelurahan Cihaurgeulis.
Pengelolaan sampah organik tersebut tak hanya dapat membantu mengurangi volume sampah tetapi juga turut membantu ketahanan pangan masyrakat.
Pasalnya, sampah organik yang diolah warga dapat menjadi makanan maggot, sementara maggot tersebut nantinya dapat menjadi pakan ternak dan ikan.
Guna mengatasi persoalan sampah yang masih menjadi momok di Tanah Air, Asdep Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Maritim Rofi Alhanif mengatakan, penerapan pengelola sampah di Kelurahan Sukamiskin dapat diimplementasikan di skala nasional. Pihaknya ingin, seluruh warga Indonesia dapat mengelola sampahnya. Seperti diketahui, sampah juga bisa menghasilkan uang jika dikelola dengan baik.