Temuan Makam Kuno Berpagar Bata Jumbo di Klaten

Pantauan di lokasi, Jumat (8/1), tim BPCB datang sekitar pukul 10.00 WIB siang tadi. Usai menemui perangkat desa, tim lalu mengukur pagar kompleks makam yang terbuat dari batu bata besar itu. Seluruh pagar berbahan batu bata kuno itu tampak dipenuhi lumut.
Panjang pagar sekitar 14 meter dengan lebar 9,3 meter. Di dalam pagar tampak ada 19 makam kuno dengan nisan batu tanpa tulisan angka maupun huruf. Terlihat ada dua makam yang sudah rata dengan tanah.
Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deni Wahyu Hidajat mengatakan, dari jenis dan ukurannya, batu bata itu diduga berasal dari era masa Kerajaan Islam. Batu bata itu, kata Deni, juga digunakan pada masa Kerajaan Hindu dan Buddha.
Deni menyebut belum diketahui pasti siapa pemilik nisan kuno tersebut. Sebab, tidak ditemukan adanya jejak huruf, angka, maupun cerita tutur dari warga.
Deni pun meminta warga agar ikut menjaga dan merawat makam dan batu bata kuno tersebut. Sebab, temuan kompleks makam kuno itu baru satu-satunya di daerah tersebut.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan batu bata berukuran besar atau jumbo itu memang digunakan untuk pemakaman. Sebab, tidak ada ornamen lain seperti yang biasa ditemukan untuk struktur candi.
Pantauan di lokasi, Jumat (8/1), tim BPCB datang sekitar pukul 10.00 WIB siang tadi. Usai menemui perangkat desa, tim lalu mengukur pagar kompleks makam yang terbuat dari batu bata besar itu. Seluruh pagar berbahan batu bata kuno itu tampak dipenuhi lumut.
Panjang pagar sekitar 14 meter dengan lebar 9,3 meter. Di dalam pagar tampak ada 19 makam kuno dengan nisan batu tanpa tulisan angka maupun huruf. Terlihat ada dua makam yang sudah rata dengan tanah.
Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deni Wahyu Hidajat mengatakan, dari jenis dan ukurannya, batu bata itu diduga berasal dari era masa Kerajaan Islam. Batu bata itu, kata Deni, juga digunakan pada masa Kerajaan Hindu dan Buddha.
Deni menyebut belum diketahui pasti siapa pemilik nisan kuno tersebut. Sebab, tidak ditemukan adanya jejak huruf, angka, maupun cerita tutur dari warga.
Deni pun meminta warga agar ikut menjaga dan merawat makam dan batu bata kuno tersebut. Sebab, temuan kompleks makam kuno itu baru satu-satunya di daerah tersebut.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan batu bata berukuran besar atau jumbo itu memang digunakan untuk pemakaman. Sebab, tidak ada ornamen lain seperti yang biasa ditemukan untuk struktur candi.