Kasur pegas ini rupanya terbuat dari kardus yang dilapisi kain sehingga mudah jebol, duh.
Polisi menyebut spring bed abal-abal itu diproduksi di Tegal. Pedagang spring bed abal-abal itu diketahui berinisial AS (46, SY (46), dan RM (47) yang juga berasal dari Tegal.
Penjual spring bed abal-abal ini diketahui berkeliling dari kampung ke kampung. Basuki mengimbau warga agar tidak mudah tergiur barang yang dijual dengan harga murah.
Salah seorang warga Kertoharjo, Pekalongan Selatan, Arofatur Rohman (34) mengaku membeli kasur abal-abal itu pada Jumat (1/1) lalu. Kala itu dia membeli satu kasur pegas dengan harga Rp 1,2 juta ditambah dengan embel-embel garansi.
Fatur mengaku tergiur karena mendapatkan harga murah dan bergaransi tiga tahun lamanya. Dia mengaku membeli kasur pegas itu dengan uang tunai dan barter dengan burung miliknya.
Tak lama usai membeli kasur seharga Rp 900 ribu itu, penjual spring bed itu pergi. Namun, belum ada sehari digunakan, kasur itu langsung jebol usai dipakai anaknya bermain.
Merasa kecewa, Fatur lalu mencari pedagang spring bed abal-abal itu. Hingga akhirnya pada Minggu (3/1) kemarin, dia menemukan seorang pedagang kasur serupa di wilayah Gapuro, Kecamatan Warungasem, Batang yang tak jauh dari rumahnya.
Fatur menyebut penjual yang dia setop itu berbeda dengan pria yang menjual kasur kepadanya. Setelah merayu penjual tersebut ke rumahnya, Fatur mencoba menawar lagi kasur yang sudah diketahui kasur abal-abal tersebut.
Dari kasus ini polisi mengamankan lima kasur dan satu unit pikap bernomor polisi G 1776 QZ yang digunakan untuk mengangkut kasur tersebut. Para pelaku hingga saat ini masih dalam pemeriksaan intensif kepolisian.